Korsel dan Jepang terlibat perang dagang karena perselisihan berkepanjangan tentang kerja paksa pada paruh pertama abad ke-20. Kondisi ini berbeda dengan perang dagang AS-China yang diawali dengan keluhan defisit perdagangan Presiden AS Donald Trump.
Akibat perselisihan kerja paksa, Jepang menghapus Korsel dari daftar mitra dagang favoritnya. Imbasnya, ekspor ke Korsel akan melalui proses panjang. Tidak hanya itu, Jepang juga membatasi produk-produk yang diekspor ke negara tetangganya itu.
Merespons hal itu, Korsel mulai melancarkan aksi balas dendam dengan menciptakan kelompok baru untuk status perdagangan negaranya dengan Jepang. Kelompok itu mendefinisikan Jepang sebagai negara yang sulit diajak bekerja sama karena kerap melanggar aturan dasar.
Korsel sendiri mengelompokkan daftar mitra dagangnya menjadi dua kategori. Yakni, kelompok dari anggota empat perjanjian kontrol ekspor top dunia dan tidak. Namun, keputusan Korsel kemarin menjadikan Jepang satu-satunya negara dalam kelompok tersebut.Namun, Moon Jae-in menurunkan tensi dengan mengajak Jepang berdamai. Ia juga mengatakan Korsel bersedia bekerja sama untuk mengamankan perdagangan dan kerja sama yang adil. "Jika Jepang memilih jalur dialog dan kerja sama, kami dengan senang hari akan bergandengan tangan," ujar Moon, seperti dilansir AFP, Kamis (15/8).
Moon Jae-in yang mengenakan hanbok biru muda saat membacakan pidato menandai perayaan kebebasan Korsel dari Pemerintahan Jepang 1910-1945 silam menyerukan bahwa Korsel tidak akan terkalahkan lagi oleh Jepang. Ia juga bersikeras Korsel tidak tinggal di masa lalu.
"Berkaca pada masa lalu tak berarti berpegang teguh pada masa lalu, tetapi mengatasi apa yang terjadi dan bergerak menuju masa depan. Kami berharap Jepang memainkan peran utama bersama dalam memfasilitasi perdamaian dan kemakmuran di Asia Timur," imbuh Moon Jae-in.Perselisihan Jepang vs Korsel menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak rantai pasokan global dan potensi pada kerja sama keamanan antara kedua sekutu AS itu dalam menghadapi uji coba rudal Korea Utara.
[Gambas:Video CNN]
(AFP/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2KMiEJ7
via IFTTT
No comments:
Post a Comment