Pagi hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura menguat 0,02 persen, won Korea Selatan menguat 0,06 persen, ringgit Malaysia menguat 0,06 persen, baht Thailand menguat 0,09 persen, dan peso Filipina menguat 0,17 persen.
Kemudian, di kawasan Asia, hanya dolar Hong Kong dan yen Jepang yang melemah dengan nilai masing-masing 0,01 persen dan 0,03 persen. Pergerakan mata uang negara maju terbilang bervariasi, di mana dolar Australia menguat 0,05 persen, namun euro melemah 0,09 persen dan poundsterling Inggris melemah 0,04 persen.Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pergerakan rupiah disebabkan ekspektasi pelaku pasar bahwa bank sentral AS The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya, Fed Rate. The Fed diharapkan bisa menjadi penawar dari kebijakan perang dagang yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump.
Apalagi, kemarin pelaku pasar mengendus tanda-tanda resesi ekonomi AS setelah imbal hasil obligasi negara bertenor pendek lebih besar dari tenor panjang. Kondisi yang lazim disebut inverted yield curve ini menandakan bahwa pelaku pasar tidak begitu optimis dengan ekonomi AS di jangka panjang karena terlalu berisiko."Ada kemungkinan rupiah pada hari ini menguat tipis karena pasar akan fokus ke pertemuan The Fed pekan depan. Adapun, range rupiah hari ini di kisaran Rp14.213 hingga Rp14.306 per dolar AS," jelas Ibrahim, Jumat (16/8).
[Gambas:Video CNN]
(glh/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/33uD9m6
via IFTTT
No comments:
Post a Comment