Saat ini, Bulog tetap bekerja sama dengan para pemasok (supplier) yang mengikuti aturan pemerintah. Namun, ada banyak pula supplier yang tidak ingin bekerja sama dengan Bulog karena sudah nyaman bekerja sama dengan oknum-oknum tertentu.
"Selama ini supplier banyak yang tidak mau (bekerja sama) karena sudah nyaman bekerja sama dengan oknum lain," ujar Budi.
Alasannya, margin keuntungan bekerja sama dengan Bulog jauh lebih rendah dibanding margin keuntungan ketika berkongsi dengan oknum tertentu.
"Kerja sama dengan Bulog jelas tak dapat untung besar. Margin 1 paket Rp30 ribu sendiri. Margin diterima ini ada hitungan sementara dari Himbara, begitu salurkan dapat margin Rp4.000 lebih. Jadi peran untuk membantu pemerintah itu semakin terkikis karena semua dianggap bisnis," papar Budi.Budi menilai sistem tata niaga penyaluran BPNT seperti itu merupakan hal keliru. Pasalnya, BPNT merupakan program pemerintah yang seharusnya tak mengedepankan asas keuntungan.
Ke depan, dia berharap anggaran BPNT yang senilai Rp17 triliun-Rp20 triliun itu dikelola oleh Kementerian Keuangan. Sementara Kementerian Sosial hanya menyajikan data masyarakat yang berhak menerima BPNT. Di sisi lain, penyaluran bahan pangan sebaiknya dilaksanakan oleh Bulog.
"Semua pemerintah, bukan monopoli, supaya bisa diawasi. Nanti minta bukti," ungkap Buwas.
Realita yang terjadi saat ini, lanjut dia, oknum tertentu justru berkembang dan menghambat penyaluran BPNT oleh Bulog. Terbukti, Bulog sudah menyiapkan raskin sebanyak 700 ribu ton sampai Desember 2019. Namun, penyaluran baru terealisasi 30 ribu ton karena hambatan tersebut."Preman-preman ini berkembang, Dinas sosial. Ya kita jujur aja fair (adil) aja. Untuk kebaikan atau tidak. Kita berpihak pada masyarakat miskin. Harusnya hari ini (penyaluran) sudah 150 ribu ton, nyatanya baru 30 ribu ton, karena di lapangan dihambat sedemikian rupa," ungkap Buwas.
Dengan hambatan yang terus terjadi seperti saat ini, dia pesimistis beras miskin bisa disalurkan seluruhnya.
"Saya minta bantuan agar mafia ga kerja terus. Justru negara diatur sama mafia ini. Kita cuma 30 ribu ton. Kalau seperti ini banter hanya 90 ribu penyalurannya," ucapnya.
[Gambas:Video CNN] (aud/lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2LGrREs
via IFTTT
No comments:
Post a Comment