Para peternak tersebut berdemo menuntut peran pemerintah untuk menstabilkan harga ayam. Mereka mengklaim harga ayam anjlok di bawah Harga Pokok Produksi (HPP), sehingga merugikan para peternak.
"Kami peternak rakyat mandiri menyampaikan tuntutan dan aspirasi kepada pemerintah dan pihak terkait untuk menuntut kestabilan harga ayam hidup dan penegakan regulasi," ujar Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan (Pinsar) Jawa Tengah Parjuni yang menjadi orator aksi.
Dalam aksi tersebut, Parjuni dan rekan-rekan peternak ayam turut membawa poster-poster bertuliskan sejumlah tuntutan. Melihat keramaian, pihak Kementan meminta pedemo untuk memasuki gedung dan berdialog dengan pihak integrator.
Ia menyebutkan sebelumnya Gopan sudah beberapa kali melakukan pertemuan dan berdiskusi dengan pihak terkait, baik Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementan, hingga Perum Bulog.Namun, pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil yang nyata. "Sudah berapa kali kami rapat, tidak ada hasilnya. Nilainya masih nol," terang dia.
Sebelumnya, Gopan berdemo ketika harga ayam masih di bawah Rp18 ribu-Rp18.500 per kilogram. Terakhir, Gopan kembali berunjuk rasa ketika harga ayam anjlok ke posisi Rp8.000 per kg pada Agustus lalu.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga daging ayam ras segar rontok 3,28 persen menjadi rata-rata Rp31 ribu per kg secara nasional. Harga jual termurah ada di posisi Rp17 ribu per kg di Mamuju, sedangkan harga termahal sebesar Rp42.500 per di Bima.
[Gambas:Video CNN]
(ara/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2lieoZe
via IFTTT
No comments:
Post a Comment