Pagi hari ini, mayoritas mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura melemah 0,01 persen, dolar Hong Kong melemah 0,02 persen peso Filipina melemah 0,1 persen, ringgit Malaysia melemah 0,12 persen, yen Jepang melemah 0,12 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,35 persen.
Di kawasan Asia, hanya baht Thailand saja yang menguat terhadap dolar AS dengan nilai 0,01 persen.
Mata uang negara maju, seperti poundsterling Inggris dan dolar Australia masing-masing menguat sebesar 0,03 persen dan 0,06 persen. Di sisi lain, euro melemah 0,01 persen terhadap dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelaku pasar sebelumnya mengantisipasi pertemuan interim antara AS dan China terkait perang dagang yang berlangsung pada akhir pekan lalu.Di dalam pertemuan tersebut, perwakilan dagang AS mengatakan pertemuan dengan China cukup produktif, sehingga kedua negara yakin bisa melanjutkan negosiasi pada Oktober mendatang. Sementara itu, Kementerian Perdagangan China juga mengatakan pembicaraan kedua negara cukup konstruktif.
Hanya saja, perwakilan China secara tiba-tiba membatalkan kunjungan ke beberapa usaha pertanian di AS, sehingga pelaku pasar sempat tegang. Namun, indeks dolar AS masih menguat pasca pengumuman tersebut.
"Dalam transaksi Senin, rupiah masih ada harapan untuk menguat di level sempit Rp14.030 hingga Rp14.095 per dolar AS," jelasnya.
[Gambas:Video CNN]
(glh/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2OfCMXq
via IFTTT
No comments:
Post a Comment