Pagi hari ini, pergerakan mata uang utama Asia bervariasi terhadap dolar AS. Terdapat mata uang yang menguat seperti dolar Hong Kong sebesar 0,02 persen, baht Thailand 0,05 persen, dan peso Filipina 0,1 persen.
Namun di sisi lain, terdapat mata uang yang melemah terhadap dolar AS seperti dolar Singapura sebesar 0,04 persen, yen Jepang 0,06 persen, dan won Korea Selatan 0,15 persen. Sementara itu, ringgit Malaysia tak bergerak terhadap dolar AS.
Mata uang negara maju seperti dolar Australia menguat 0,04 persen terhadap dolar AS. Namun, euro dan poundsterling Inggris masing-masing melemah sebesar 0,02 persen dan 0,09 persen.
Perang dagang kini sudah memasuki babak baru sejak ada kabar bahwa pemerintah AS berencana menghapus perusahaan China yang melantai di bursa saham AS. Namun, kini pelaku pasar mengabaikan kabar itu karena pemerintah AS sempat mengatakan aksi itu bukanlah hal mendesak.
Meski demikian, pelaku pasar masih wanti-wanti terhadap pasar keuangan. "Ini membuat para investor gelisah dan mendorong permintaan dolar AS," jelas Ibrahim, Selasa (1/10).
Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data inflasi yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Banyak pihak memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan mengalami deflasi sebesar 0,15 persen secara bulanan.
[Gambas:Video CNN]
from CNN Indonesia https://ift.tt/2mt1qsd
via IFTTT
No comments:
Post a Comment