INILAHCOM, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menilai, pembelian minyak mentah bagian kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) akan menguntungkan Pertamina.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar meyebut, keuntungan yang didapat oleh Pertamina ialah terpangkasnya biaya transportasi. Dimana selama ini Pertamina membeli kekurangan minyak mentah dalam negeri, impor dari negara lain.
"Coba, impor dari Nigeria konyol engga jualannya dibandingkan dengan ambil dari Duri, mana yang lebih panjang, satu keliling dunia satu (Dari dalam negeri)," kata Arcandra di kantornya, Jakarta, Kamis (23/8/3018).
Namun begitu, dia belum bisa mengungkap besaran penghematan dari pembelian ini. Dia mengklaim, saat ini pemerintah tengah melakukan perhitungannya. Pada saatnya akan disampaikan.
"Ada engga costnya, ada. Berapa? Ini lagi dihitung. Ini harus dikaji lebih dalam engga bisa simpel ," kata dia.
Sebelumnya VP Coorporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito mengatakan pembelian langsung lifting minyak dari KKKS jauh lebih memudahkan dan menghemat ongkos Pertamina.
Sebab, proses membeli langsung tanpa harus melakui skema impor ini membuat Pertamina bisa menyeimbangkan devisa dan nilai tukar. Disatu sisi, jika memakai skema impor, Pertamina harus menyiapkan ongkos lebih untuk membawa minyak dari luar negeri menggunakan kapal.
"Kalau langsung beli dari lifting kan, tidak usah dikapalin lagi. Langsung masuk ke kilang," ujar Adim, Rabu (15/8).
Dia mengatakan, Pertamina tetap akan membeli minyak mentah dari KKKS ini melalui mekanisme pasar dan harga pasar yang dipatok saat ini. Ia menilai, sama saja, ketika Impor, Pertamina juga membeli dengan harga yang sama. [hid]
No comments:
Post a Comment