Gubernur BI Perry Warjiyo menilai ruang kebijakan moneter yang akomodatif masih terbuka meski pihaknya sudah menurunkan suku bunga acuan. Selain menurunkan bunga acuan, BI juga menurunkan bunga deposit facility dan lending facility masing-masing 25 bps ke level 5 persen dan 6,5 persen.
"BI akan akomodatif dalam beberapa kebijakan dan akan terus ke depannya. Apa itu akamodatifnya? Lewat pengendoran likuiditas dan penurunan suku bunganya," ujar Perry di Jakarta, Kamis (18/7).
Menurut Perry, peluang penurunan suku bunga acuan ke depan masih akan terbuka seiring rendahnya inflasi dan keinginan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Tekanan ekonomi global juga dinilai kian stabil dan diperkirakan tak akan berpengaruh banyak terhadap neraca pembayaran Indonesia.
Meski peluang terbuka, BI mengaku tak mengedepankan penurunan suku bunga acuan sebagai instrumen utama demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut dia, BI juga punya opsi lain, yakni kebijakan pelonggaran likuiditas.
"Kami tetap akan memberlakukan kebijakan akomodatif, baik itu lewat pengendoran likuiditas atau penurunan suku bunga acuan," jelas dia.
Sebelumnya guna melonggarkan likuiditas, BI telah menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 basis poin dan menaikkan Rasio Intermediasi Perbankan (RIM) dari 80 persen hingga 92 persen menjadi 84 hingga 94 persen. (glh/agi)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2XMoNOI
via IFTTT
No comments:
Post a Comment