Dari angka tersebut, sebanyak Rp118,1 triliun atau 61,47 persen berasal dari transaksi Surat Berharga Negara (SBN). Sementara itu, sisa Rp74 miliar berasal dari transaksi portfolio saham.
Jika dibandingkan dengan posisi awal Juli yang sebesar Rp170 triliun, maka aliran modal masuk sepanjang Juli saja sudah bertambah Rp22,1 triliun atau 13 persen. Derasnya arus modal masuk tersebut menambah permintaan terhadap rupiah.
Alhasil, rupiah dalam beberapa hari belakangan ini berhasil bergerak di bawah level Rp14 ribu.
"Sehingga ini mendorong stabilitas eksternal dan nilai tukar," jelas Perry, Jumat (19/7).Selain modal asing, Perry mengatakan rupiah belakangan ini juga mendapatkan tenaga dari respons pelaku pasar atas ekonomi Indonesia yang ke depan diperkirakan masih akan terjaga dengan baik.
Sesuai ramalan BI, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini bisa mencapai 5 persen hingga 5,4 persen dan inflasi bisa berada di dalam rentang 3 persen hingga 3,5 persen.
Sekadar informasi, inflasi dan pertumbuhan ekonomi adalah dua indikator makroekonomi yang digunakan untuk meneropong imbal hasil investasi."Makanya nilai tukar rupiah bisa bergerak di Rp13.900 per dolar AS. Hari ini memang sempat di angka Rp13.850 per dolar AS, tapi karena ada sekelompok importir membutuhkan dolar AS sehingga nilai tukar terkoreksi lagi ke atas," jelas dia. Tak hanya penguatan rupiah, dirinya juga yakin bahwa arus modal masuk bisa memperkuat transaksi modal dan finansial. Penguatan tersebut diharapkan bisa membuat neraca pembayaran Indonesia tetap surplus, meski neraca transaksi berjalan diramal tetap defisit.Adapun, neraca modal dan finansial dan transaksi berjalan adalah dua komponen neraca pembayaran.
"Nantinya, arus modal ini bisa memperkuat stabilitas eksternal karena menambah surplus neraca modal dan finansial," terang dia.(glh/agt)from CNN Indonesia https://ift.tt/2XZh1MI
via IFTTT
No comments:
Post a Comment