"Duplikasi-duplikasi ini kami hilangkan. Istilahnya kalau sudah jelas di uu, ya ngapain ditulis lagi di (Perpres) DNI nanti," ungkapnya di Jakarta, Rabu (176/7).
Di luar masalah diksi, Rudiantara enggan merinci poin-poin lain yang masih dibahas pemerintah. "Itu nanti tanya Pak Darmin (Menko Perekonomian) deh. Tadi hanya merapikan saja," imbuhnya. Sebelumnya, pemerintah sudah mengeluarkan wacana pembentukan Perpres DNI sebagai salah satu implementasi dari Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) ke-16. Paket sendiri sudah dirilis sejak akhir tahun lalu. Sayangnya, sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai payung hukum tersebut. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pembentukan Perpres DNI merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam membuka pintu investasi dari berbagai sektor. Meski membuka pintu, namun ia mengklaim pemerintah tetap akan melindungi UMKM. Perlindungan itu diwujudkan dengan mengeluarkan empat bidang usaha dari DNI, yakni jasa industri pengupasan umbi, usaha jasa warung internet, industri percetakan kain, dan industri kain rajut. Tujuannya, agar UMKM tidak perlu susah-susah mengajukan izin usaha.Di samping itu, DNI kali ini juga mengeluarkan satu bidang usaha untuk dikeluarkan dari golongan kemitraan karena tidak jelas tolak ukurnya. Sektor usaha itu ialah perdagangan eceran melalui pos dan internet. (uli/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2JBhkcK
via IFTTT
No comments:
Post a Comment