Sebelumnya, laju rupiah mulai lesu sejak awal pekan dan memburuk dalam dua hari terakhir.
Menurut dia, pasar terpengaruh oleh pidato Gubernur The Fed Jerome Powell, alih-alih karena penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2 persen-2,25 persen pada Rabu (31/7).
Mengutip Reuters, dalam pidatonya Powell mengatakan pemangkasan suku bunga tersebut bukan awal dari rangkaian panjang penurunan suku bunga. Dengan kata lain, The Fed diprediksi tidak akan memotong suku bunga berkali-kali sebagaimana ekspektasi pasar, yakni 3-4 kali dalam setahun.
Powell mengaku mempertimbangkan tanda-tanda perlambatan ekonomi global, memanasnya perang dagang AS-China, dan rendahnya tingkat inflasi AS.
Menurut Darmin, penurunan suku bunga acuan The Fed seharusnya menjadi sentimen positif bagi pasar dalam negeri. Ia meyakini reaksi negatif yang terjadi di pasar domestik lebih disebabkan oleh pidato Powell.
"Dalam konstelasi internasional kalau dia turunkan (suku bunga) harusnya responsnya (pasar) tidak begini, kalau dia menaikkan baru responsnya begini. Nah, oleh karenanya ini (rupiah melemah) karena pasar terpengaruh saja dengan orasi yang ini (Powell). Nanti juga dia (rupiah) balik lagi," tuturnya, Jumat (2/8).
Di samping itu, lanjutnya, pelemahan rupiah juga dipicu oleh rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif tambahan 10 persen terhadap impor barang asal China senilai US$300 miliar mulai 1 September mendatang. Kondisi ini mencerminkan perang dagang AS-China kembali memanas.
"Semuanya bilang itu (pelemahan rupiah) adalah pengaruhnya The Fed, tapi juga adalah pengaruhnya Amerika," katanya.
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.116 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Jumat (2/8) pagi. Dengan demikian, rupiah melemah 0,55 persen dibandingkan penutupan Kamis (1/8) yakni Rp14.194 per dolar AS.
Pada pukul 14.30 WIB rupiah berada di posisi Rp14.210 per dolar AS, turun 0,67 persen. Sejak pagi, rupiah bergerak di rentang Rp14.179-Rp14.320 per dolar AS.
[Gambas:Video CNN] (ulf/lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2YuZyQP
via IFTTT
No comments:
Post a Comment