Pages

Friday, August 16, 2019

Intip Strategi Menabung Valas bagi Generasi Milenial

Jakarta, CNN Indonesia -- Valuta asing (valas) kerap menjadi kebutuhan masyarakat, terutama bagi generasi milenial yang gemar melancong ke luar negeri atau berencana memperoleh pendidikan berskala internasional.

Untuk menjawab kebutuhan itu, sejumlah bank menawarkan layanan tabungan valas. Tabungan valas merupakan simpanan dalam bentuk mata uang asing, seperti dolar Amerika Serikat (AS), yuan China, yen Jepang, dan euro.

Sejumlah bank swasta menawarkan layanan tabungan valas. Sebut saja PT CIMB Niaga Tbk. yang menyediakan 11 pilihan mata uang, di antaranya dolar AS (USD), dolar Singapura (SGD), dolar Australia (AUD), euro (EUR), yen Jepang (JPY), yuan China (CNY) dan dolar Hong Kong (HKD).

Tabungan ini menawarkan bunga maksimal 0,3 persen per tahun. Sebagai insentif, bank menggratiskan biaya admistrasi bulanan untuk mata uang tertentu.


Layanan simpanan valas juga dimiliki oleh aplikasi keuangan Jenius. Pengguna aplikasi dapat menyimpan uang berbentuk dolar AS, dolar Singapura, dan yen Jepang dalam sekejap. Layanan tersebut akan memudahkan pengguna saat bertransaksi di luar negeri.

Perencana keuangan Tejasari Assad mengungkapkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda membuka tabungan valas.

Pertama, sesuaikan dengan kebutuhan. Menurut Tejasari, tabungan valas sebaiknya dimiliki oleh Anda yang memang memiliki kebutuhan untuk bertransaksi dalam bentuk mata uang asing. Misalnya, Anda perlu menabung untuk biaya pendidikan, jalan-jalan, maupun berdagang di luar negeri.

Dengan menabung, Anda dapat mengumpulkan uang secara teratur tanpa harus khawatir dengan risiko gejolak kurs.


"Misalkan, anak tahun depan mau kuliah di luar negeri, saya takut tiba-tiba dolar naik, saya jadi menabung untuk melindungi uang saya untuk menjaga dari fluktuasi dolar," kata Tejasari kepada CNNIndonesia.com, Kamis (16/8).

Dengan mengetahui tujuan, Anda bisa memilih mata uang asing yang sesuai. Mata uang yang paling aman adalah dolar AS karena berlaku secara internasional.

Kedua, perhatikan syarat dan ketentuan dari bank tempat Anda menyimpan valas. Tejasari mengingatkan setiap bank memiliki syarat dan ketentuan masing-masing terkait setoran minimal, biaya administrasi, biaya kurs, bunga maupun persyaratan penarikan simpanan.

Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com, dibandingkan simpanan dalam bentuk rupiah, tabungan valas biasanya memiliki bunga yang lebih rendah dibandingkan tabungan rupiah yaitu cuma di bawah 0,5 persen per tahun.


Sementara itu, tabungan ini dikenakan biaya administrasi yang lebih tinggi dalam denominasi valas mulai dari administrasi bulanan, biaya pinalti saldo di bawah minimal, hingga biaya penutupan rekening.

Oleh karena itu, Tejasari menyarankan nilai tabungan sebaiknya bisa menghasilkan bunga yang dapat mengkompensasi biaya administrasi bulanannya.

"Misalnya, kita menabung hanya US$1000 tetapi kita kena biaya potong US$10 per bulan dengan bunga cuma 1 persen per tahun. Artinya, nilai uang kita bukan malah naik malah turun terus," jelasnya.

Nasabah juga harus siap menanggung biaya selisih kurs. Saat menyetorkan dalam bentuk rupiah, nasabah harus memperhatikan nilai kurs jual. Sebaliknya, jika akan mencairkan ke rupiah, perhatikan kurs beli.

Nilai kurs jual lebih tinggi dibandingkan kurs beli. Untuk itu, penarikan sebaiknya tetap dilakukan dalam mata uang asing terkait agar nilai simpanan Anda tidak tergerus oleh selisih kurs.

[Gambas:Video CNN]

Instrumen Investasi

Selain menjawab kebutuhan transaksi valas, perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi Andy Nugroho menambahkan tabungan valas bisa digunakan sebagai sarana pelindung nilai jika Anda menjadikan valas sebagai instrumen investasi.

"Namun, bila ingin berinvestasi dalam bentuk valas, pastikan nilai mata uangnya stabil kuat terhadap rupiah, semisal dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS) atau dolar Australia," ujarnya.

Lebih lanjut, Andy menyarankan untuk tidak menempatkan seluruh investasi Anda dalam bentuk valas. Porsi investasi valas sebaiknya hanya berkisar 10 persen hingga 30 persen dari total portofolio Anda. (lav)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2KC1Ju0
via IFTTT

No comments:

Post a Comment