Mengutip Reuters, Jumat (6/9), produsen komponen dan diler mobil tercatat telah mengambil langkah PHK terhadap 350 ribu pekerja di India sejak awal tahun.
Kondisi ini menandai perlambatan terburuk dalam sejarah industri otomotif, yang menyumbang lebih dari 7 persen terhadap ekonomi India.
Sejumlah pengusaha mendesak Pemerintah India untuk memangkas pajak barang dan jasa otomotif demi mendongkrak permintaan pasar.
Direktur Pelaksana Tata Motors Guenter Butschek memperingatkan konsekuensi yang mengerikan jika pemerintah tidak segera bertindak. "Pertumbuhan otomotif India akan runtuh," ujarnya dalam panel di konferensi Society of Indian Automobile Manufacturers.Lebih lanjut ia menegaskan kebijakan yang diambil Pemerintah India bakal menentukan para produsen untuk mengatur strategi pada musim festival mendatang, yang biasanya melihat lonjakan permintaan.
Butschek sebelumnya bilang Tata Motors telah memangkas produksi hingga 52 persen. Ini merupakan penurunan produksi yang paling tajam dalam satu dekade terakhir.
Menteri Transportasi Jalan Raya dan Jalan Tol India Nitin Gadkari menuturkan bahwa pihaknya tengah berupaya, sekaligus meminta Kementerian Keuangan India untuk mempertimbangkan pemotongan pajak untuk bensin dan solar, serta kendaraan hibrid.
Direktur Pelaksana Mahindra and Mahindra Ltd Pawan Goenka bilang seruan Butschek merupakan pernyataan mendesak. "Ada kekhawatiran bahwa industri ini menghadapi masalah lebih dalam jika belum juga pulih sebelum migrasi ke penggunaan bahan bakar Euro VI pada April 2020 nanti," imbuh dia.Mahindra and Mahindra sendiri mengaku membukukan penurunan produksi hingga 37 persen per Agustus. Perusahaan ini memproduksi mobil berjenis SUV dan mesin traktor pertanian. Perusahaan juga akan menunda sekitar 10 persen belanja modal tahunannya.
Sementara itu, produsen mobil terbesar di India, Maruti Suzuki Ltd menyebut perusahaan telah mengurangi hari operasionalnya dengan menutup dua pabrik mobil penumpang di Gurugram dan Manesar di India Utara selama dua hari pada bulan ini.
"Ini adalah pertama kalinya perusahaan menghentikan produksinya karena permintaan berkurang di kedua pabrik tersebut," terang sumber yang tidak mau menyebutkan namanya, seperti dikutip Reuters.
[Gambas:Video CNN]
Goenka memperkirakan lebih banyak lagi gelombang PHK menghantam pada tahun ini jika perlambatan industri otomotif terus berlanjut. Perusahaan yang dikelola Goenka sendiri telah merumahkan sekitar 1.500 pekerja atau 5 persen dari total tenaga kerjanya.
Ekonomi India mulai memberikan tanda perlambatan, tercermin dari sejumlah sektor, seperti perumahan dan pertanian, di samping industri otomotif. Pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonominya tercatat di level terendah dalam lima tahun terakhir. (hns/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZTWMB0
via IFTTT
No comments:
Post a Comment