"Kami melihat arahan presiden, kami mengarah ke B100 karena kita sebagai penghasil kelapa sawit yang luar biasa. Kami mendahului untuk mencoba merekayasa engineering atas aset yang ada untuk B100," katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (30/9).
Edi mengatakan sebelum mengembangkan lokomotif berbahan bakar biodiesel, pihaknya sudah menggunakan biodesel 20 persen untuk mengoperasikan armada KAI. Sekarang penggunaan sudah ditingkatkan ke biodiesel 30 persen atau B30.
"Sekarang sudah B20, nanti diantisipasi ke B30,B40, B50 sampai B100. Armada kami ada 200 lebih, pembangkit kami itu kereta yang membangkitkan AC dan penerangan hanya sampai B30. Makanya itu kami harus melakukan rekayasa teknologi untuk bisa makan yang B100," katanya.
Sementara itu pendiri Servo Railway Widhi Hartono mengatakan kajian pengembangan lokomotif berbahan bakar B100 akan memakan waktu satu tahun.
Bila
hasil kajian tersebut memuaskan, kerja sama akan dinaikkan ke level pengadaan lokomotif."Dimulai dengan penelitian, kemudian jika feasiblie maka akan dilakukan pengembangan dan pengadaan. Target waktu penelitian satu tahun. Untuk pengembangan dan pengadaan akan ditentukan kemudian bergantung hasil penelitian," katanya.
[Gambas:Video CNN]
(antara/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2nJxbxo
via IFTTT
No comments:
Post a Comment