Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.085 per dolar AS atau menguat dibanding kemarin yakni Rp14.099 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah bergerak di rentang Rp14.054 hingga Rp14.090 per dolar AS.
Sore hari ini, mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Tercatat, yen Jepang menguat 0,1 persen, yuan China 0,12 persen, dan baht Thailand 0,2 persen. Kemudian, dolar Singapura menguat 0,28 persen, rupee India 0,33 persen, peso Filipina 0,42 persen, dan won Korea Selatan 0,46 persen.
Di kawasan Asia, hanya dolar Hong Kong yang melemah terhadap dolar AS dengan nilai 0,02 persen.
Mata uang negara maju seperti euro dan poundsterling Inggris masing-masing menguat sebesar 0,07 persen dan 0,08 persen. Namun, dolar Australia tercatat melemah 0,04 persen.Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah yang terbatas disebabkan oleh indeks dolar AS yang melemah. Hal ini terjadi setelah analis memperkirakan bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) akan melakukan pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember mendatang.
Beberapa analis mengatakan, The Fed memang telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pekan ini di tengah pasar tenaga kerja yang kuat dan ekonomi yang tumbuh moderat. Hanya saja, pelonggaran lanjutan mungkin dibutuhkan lantaran investasi melambat dan ekspor tumbuh melemah.
[Gambas:Video CNN]
"Untuk itu, investing.com dari Fed Rate Monitor Tool menempatkan peluang penurunan suku bunga di bulan Oktober kurang dari 50 persen, tetapi memperkirakan pemotongan suku bunga lagi di Desember," jelas Ibrahim, Jumat (20/9).
Pasar global juga masih mengantisipasi negosiasi dagang antara AS dan China pada bulan depan. Namun, kini kedua negara tengah bertatap muka sejak Kamis (19/9) untuk meletakkan dasar-dasar negosiasi.
"Beberapa tanda-tanda kemajuan telah muncul," pungkas dia.
(glh/sfr)from CNN Indonesia https://ift.tt/32ZiRAl
via IFTTT
No comments:
Post a Comment