SBN ritel yang dimaksud antara lain, sukuk ritel (sukri), sukuk tabungan (ST), Obligasi Ritel Indonesia (ORI), dan Savings Bond Retail (SBR).
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan realisasi itu belum mencakup penerbitan SBR008 yang baru mulai diperdagangkan pada Kamis (5/9). Jika ditambah dengan target indikatif SBR008 yang sebesar Rp2 triliun, maka totalnya sekitar Rp40,3 triliun.
Luky mengungkapkan target penerbitan SBN ritel tahun ini sebesar Rp60 triliun-Rp80 triliun. Artinya, realisasi penarikan utang dari investor ritel baru separuh dari target awal.
"Target akhir tahun kan sampai Rp60 triliun-Rp80 triliun. Kami mungkin berharap di ORI," terang Luky, Kamis (5/9).Ia menjelaskan ORI merupakan tradable atau instrumen yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya, kata Luky, jumlah penerbitan untuk jenis instrumen tersebut lebih besar dibandingkan dengan SBR yang bersifat non-tradable atau tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder.
"Kalau ditanya target kami masih konsisten. ORI itu sifatnya tradable, itu yang biasanya lebih besar bukan Rp2 triliun," ucap Luky.
Diketahui, pemerintah baru-baru ini menerbitkan SBR dengan target indikatif yang sama, yakni Rp2 triliun. Sementara itu, ORI umumnya diterbitkan satu tahun sekali. Sebagai gambaran, tahun lalu saja nilainya sebesar Rp23 triliun.
Lebih lanjut Luky menyatakan bahwa mayoritas atau 51 persen investor yang membeli SBN ritel merupakan generasi milenial. Rata-rata mereka membelinya di angka Rp1 juta per transaksi."Alhamdulillah penerbitan selama ini dari segi investor milenial itu mendominasi. Rata-rata beli Rp1 juta," katanya.
Diketahui, pemerintah memang mematok angka minimal pembelian untuk SBN ritel sebesar Rp1 juta. Sementara, maksimalnya ditetapkan sebesar Rp3 miliar.
Pemerintah menargetkan untuk merilis 10 instrumen SBN ritel tahun ini. Sejauh ini pemerintah telah menerbitkan delapan SBN ritel.
Artinya, masih ada dua lagi yang akan diterbitkan oleh pemerintah menuju akhir Desember 2019. Bila sesuai jadwal, pemerintah akan merilis ORI pada Oktober 2019 dan ST pada November 2019.
Pemerintah menargetkan akan kembali menerbitkan 10 instrumen SBN ritel tahun depan. Hanya saja, Luky enggan menjelaskan detail terkait target nilai yang diraup dari penerbitan tersebut.
"Kalau soal angkanya tergantung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Acuannya tetap pada APBN, ini kan proses penentuan masih berlangsung," jelas Luky.
[Gambas:Video CNN] (aud/lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZN5iFU
via IFTTT
No comments:
Post a Comment