Pagi hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Won Korea melemah 0,15 persen, ringgit Malaysia melemah 0,02 persen, rupee India melemah 0,07 persen, dolar Singapura melemah 0,05 persen, serta peso Filipina melemah 0,03 persen terhadap dolar AS.
Di kawasan Asia, yen Jepang menguat 0,15 persen, dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, baht Thailand menguat 0,08 persen, dan yuan China menguat 0,16 persen terhadap dolar AS.
Selain itu, mata uang negara maju terpantau bervariasi, seperti poundsterling Inggris menguat 0,04 persen terhadap dolar AS, sementara euro menguat 0,08 persen, namun dolar Australia melemah 0,12 persen terhadap dolar AS pagi ini.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan kekhawatiran pasar mengenai negosiasi dagang antara AS dan China terpantau masih tinggi.
"Tadi pagi ada kabar dari koran Tiongkok bahwa negosiasi berjalan di tempat. Delegasi Tiongkok menolak membahas isu pemaksaan transfer teknologi perusahaan AS yang berbisnis di Tiongkok," kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (10/10).
Sementara itu, transfer teknologi tersebut penting untuk AS. Keadaan juga terpantau memanas antara AS dan China saat beredar isu negosiasi tingkat lanjut antara perwakilan AS dan China yang sebelumnya dikabarkan akan berlangsung Kamis (10/10) dan Jumat (11/10), ternyata hanya akan berlangsung satu hari saja dengan dipulangkannya delegasi China pada hari Kamis ini.
Ariston mengatakan pelemahan rupiah hari ini diakibatkan oleh pergerakan pasar yang masih tak menentu karena para pelaku pasar masih terus mengikuti perkembangan isu tersebut.
"Harga instrumen keuangan bergerak volatil mengikuti perkembangan isu ini," ungkapnya.
Menurut Ariston, rupiah berpotensi akan bergerak di kisaran Rp14.100 hingga Rp14.200 hari ini.
[Gambas:Video CNN] (ara/lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/35kU8Ip
via IFTTT
No comments:
Post a Comment