"Ya biar [menteri] perindustrian dulu yang evaluasi seperti apa," ujar Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (24/7).
Menurut Darmin, evaluasi dari Airlangga diperlukannya agar bisa memutuskan kebijakan yang tepat untuk pengembangan industri tersebut. Namun sejauh ini, ia memandang industri tekstil memang cukup tertekan akibat ketidakpastian kondisi ekonomi global.
"Memang situasinya sekarang pada saat perdagangan internasional sedang melesu," katanya.
Industri tekstil saat ini tengah tertekan. Hal itu juga mendera PT Delta Merlin Dunia Tekstil (DMDT), anak usaha dari grup perusahaan tekstil Duniatex yang ditengarai sedang kesulitan likuiditas.
Kondisi itu terkuak ketika lembaga pemeringkat Standard and Poor (S&P) menurunkan peringkat obligasi global DMDT dari sebelumnya BB- menjadi CCC- melalui riset yang dirilis pada 16 Juli 2019 lalu. Menurut pengertian S&P, peringkat ini mengindikasikan bahwa perusahaan sangat rentan dan tidak bisa menjalankan komitmen keuangannya.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kebijakan restrukturisasi sejatinya mungkin saja dilakukan. Sebab, pemerintah memang biasanya memiliki alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk restrukturisasi industri di berbagai sektor yang masuk ke kementerian terkait.Selain itu, kemungkinan pemberian alokasi anggaran negara untuk restrukturisasi juga didukung oleh semangat mendorong daya saing. "Sebenarnya sudah banyak sekali pemerintah turun tangan, dulu misalnya kami lakukan revitalisasi industri gula bagi mesin yang dianggap tua dan lainnya," kata Sri Mulyani.
Kendati demikian, bendahara negara belum bisa memberi sinyal pasti apakah harapan restrukturisasi dari para pelaku industri tekstil mungkin segera dikabulkan atau tidak.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) bisa mencapai US$15 miliar atau Rp209, triliun pada 2019. Target tersebut naik dibandingkan dengan realisasi ekspor TPT 2018 yang mencapai US$13,27 miliar.Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Muhdori mengatakan target dibuat dengan melihat perkembangan kinerja ekspor TPT belakangan ini. Data Kementerian Perindustrian, ekspor produk tersebut dalam tiga tahun belakangan ini cukup bagus dan meningkat.
Untuk 2016, nilai ekspor TPT berhasil menembus US$11,87 miliar. Nilai tersebut meningkat menjadi US$12,59 miliar pada 2017 dan naik lagi menjadi US$13,27 miliar di 2018. (uli/asa)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2GvUBgm
via IFTTT
No comments:
Post a Comment