Mengutip studi Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Kepala Seksi Perdagangan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Raffaele Quarto mengatakan pertumbuhan ekspor Indonesia diproyeksi mencapai US$1 miliar dalam satu tahun setelah kesepakatan diteken.
"CSIS membuat sebuah model ekonomi. Mereka mengestimasi ekspor akan meningkat US$1 miliar dengan kerja sama I-EU CEPA," ujar Quarto, Rabu (24/7).
Selain itu, kerja sama dagang tersebut diyakini juga akan melindungi nilai transaksi dagang Indonesia ke Negara Benua Biru. Ia menyebut, tanpa I-EU CEPA Indonesia berpotensi kehilangan US$2 miliar dari transaksi dagang.
Sebab, sebagai negara berkembang, Indonesia masih mendapatkan fasilitas sistem preferensi umum (Generalized System of Preferences/GSP) dari Eropa. Fasilitas GSP salah satunya mencakup keringanan tarif bea masuk.
Namun, seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka GSP dapat kembali dikaji sehingga tidak menutup kemungkinan fasilitasnya akan dicabut."Kerja sama ini (I-EU CEPA) dapat memastikan manfaat tarif yang diterima oleh Indonesia ke depan," tuturnya.
Tak hanya ekspor, ia menuturkan kerja sama dagang ini bisa menambah investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dari Eropa ke Indonesia. Dalam hal ini, ia meminta pemerintah untuk menyiapkan kebijakan perlindungan investasi, sebagaimana yang ditawarkan oleh negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura dan Vietnam.
"Kalau dibandingkan di Asia Tenggara, mayoritas investasi dari Eropa mengalir kepada Singapura dan Vietnam. Salah satu alasannya karena mereka menawarkan proteksi investasi," tuturnya.
Ia menyatakan potensi investasi dari Eropa ke Indonesia meliputi sektor manufaktur, otomotif, Energi Baru Terbarukan (EBT), dan pariwisata. Sementara itu, produk yang berpeluang untuk ditingkatkan ekspornya melalui I-EU CEPA antara lain produk perkebunan dan perikanan.
Saat ini, proses perundingan dagang itu memasuki putaran ke-8. Pembahasannya sendiri sudah mulai sejak 2016 silam. Quarto bilang dua negara sepakat untuk melakukan akselerasi perundingan.
Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan mencatat total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai US$31,2miliar, naik 8,29 persen secara tahunan. Indonesia tercatat mengantongi neraca perdagangan surplus dalam lima tahun terakhir.Tahun lalu, nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa mencapai US$17,1 miliar. Sebaliknya, nilai impor Indonesia dari Uni Eropa tercatat US$14,1 miliar.
(ulf/sfr)from CNN Indonesia https://ift.tt/2Yn6RKa
via IFTTT
No comments:
Post a Comment