Pages

Wednesday, July 24, 2019

Ekonomi Lesu, Ekspor Karet RI 2019 Diramal Turun 15 Persen

Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) memperkirakan realisasi volume ekspor komoditas karet Indonesia akan turun 15 persen sepanjang 2019, dari realisasi ekspor 2018 sebanyak 2,95 juta ton menjadi hanya 2,51 juta ton.

Ketua Umum Gapkindo Moenardji Soedargo menjelaskan proyeksi penurunan ekspor disebabkan oleh tekanan lesunya ekonomi dunia yang terdampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Selain itu, ada potensi kekurangan pasokan akibat penurunan produksi sekitar 15 persen di tingkat petani.

Pasalnya, sekitar 318.900 hektare lahan perkebunan karet di Indonesia tengah terdampak penyakit gugur daun karet akibat serangan penyakit jamur Pestalotiopsis yang terjadi sejak awal tahun ini. Perkiraannya, volume produksi akan merosot sekitar 550 ribu ton pada tahun ini dibandingkan tahun lalu yang mencapai 3,76 juta ton.

"Dengan proyeksi penurunan produksi sebesar 15 persen, berarti sampai akhir tahun bisa turun segitu juga," ungkap Moenardji di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (24/7).


Data Gapkindo mencatat, setidaknya sudah ada penurunan volume ekspor sebanyak 200 ribu ton pada periode Januari-Juni 2019. "Ini merupakan sejarah pertama bagi Indonesia mencatatkan penurunan ekspor sampai sebanyak ini. Bagi negara berbasis komoditas, ini hal yang berbahaya," katanya.

Kendati begitu, ia belum bisa memperkirakan berapa potensi penurunan nilai ekspor karet. Begitu pula dengan perkiraan penurunan pendapatan yang mungkin ditanggung masing-masing pemain di sektor ini.

Pasalnya, harga komoditas karet cukup rendah di pasar internasional. Berdasarkan indeks Tokyo Commodity Exchange (TOCOM), harga komoditas karet sebesar 186,5 yen Jepang pada Rabu (24/7).

Di sisi lain, Gapkindo meminta pemerintah bisa segera mengeluarkan kebijakan agar tekanan di sektor perkebunan dan perdagangan karet bisa diatasi. Pasalnya, penurunan produksi membuat pengusaha tidak mendapatkan kepastian pasokan yang bisa dialirkan ke industri selanjutnya.


Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan pemerintah sejatinya sudah memetakan langkah untuk mengatasi masalah ini. Untuk mengatasi tekanan harga di pasar dunia dan penurunan ekspor, pemerintah rencananya akan mengadakan pertemuan dengan sesama negara produsen karet, yakni Malaysia dan Thailand pada bulan depan.

Sebelumnya Indonesia dan kedua negara memang bersepakat untuk melakukan pembatasan ekspor karet dalam rangka merangsang pergerakan harga karet di pasar dunia.

"Yang pasti kami akan dorong ekspor sebesar-besarnya, harapan kami harga bisa naik," katanya.

Sementara untuk masalah penyakit jamur, pemerintah akan melakukan kebijakan proteksi. Caranya, dengan melakukan penyemprotan cairan kimia untuk mematikan jamur dan memberikan bantuan pupuk untuk menguatkan pohon karet.

Selain itu, pemerintah juga akan melakukan peremajaan perkebunan alias replanting karet untuk perawatan kebun jangka panjang. Rencananya, sekitar 5 ribu hektare lahan karet akan di-replanting pada tahun ini.

[Gambas:Video CNN]

"Sementara ini ada keterbatasan APBN, tapi ke depan kami siapkan agar replanting bisa lebih luas dengan sistem pembiayaan. Mudah-mudahan tahun depan bisa," tandasnya. (uli/lav)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2YdCmlB
via IFTTT

No comments:

Post a Comment