Pages

Monday, July 15, 2019

Ketimpangan Antara Si Kaya dan Si Miskin Menciut

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) melansir tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang tercermin dari rasio gini berada di posisi 0,382 pada Maret 2019. Angka itu menurun dibandingkan Maret tahun lalu sebesar 0,389, dan September tahun lalu, yaitu 0,384.

Semakin tinggi angka rasio gini, berarti ketimpangan semakin melebar. Sebaliknya, kalau angka rasio gini mengecil, maka ketimpangannya semakin kecil. Ketimpangan yang lebar menandakan bahwa ketidakmerataan pengeluaran masyarakat.

Kepala BPS Suhariyanto membenarkan ada penurunan ketimpangan antara penduduk kaya dan miskin di Indonesia. "Dengan tingkat kemiskinan yang menurun, tentu indikator ini juga terlihat menggembirakan," ujarnya, Senin (15/7).

Di dalam menghitung rasio gini, BPS menggunakan standar yang digunakan Bank Dunia yakni membagi distribusi pengeluaran masyarakat dalam ketiga kelompok. Ketiga kelompok itu terdiri dari 40 persen masyarakat dengan pengeluaran rendah, 40 persen masyarakat pengeluaran menengah, dan 20 persen masyarakat pengeluaran tinggi.


Dari hasil perhitungan BPS, 45,48 persen pengeluaran masyarakat Indonesia masih dilakukan oleh golongan kaya. Sementara itu, pengeluaran golongan masyarakat tidak mampu hanya 17,71 persen dari total pengeluaran masyarakat Indonesia antara Maret hingga September lalu.

Meski angkanya kecil, distribusi pengeluaran masyarakat golongan bawah meningkat dari angka 17,29 persen dibanding Maret 2018. Sementara, distribusi pengeluaran masyarakat penduduk kaya turun. Ini berarti distribusi pendapatan kian bergerak ke masyarakat yang kurang mampu.

Apabila pengeluaran 40 persen golongan masyarakat berpendapatan rendah di atas 17 persen sesuai standar Bank Dunia, maka bisa disimpulkan bahwa ketimpangan rendah. Kalau angkanya 12-17 persen, maka ketimpangan dianggap sedang. Ketimpangan bisa dibilang akut jika di bawah 12 persen.

"Kali ini, nilainya 17,29 persen, jadi masih dianggap rendah," paparnya.
[Gambas:Video CNN]
Lebih lanjut ia menyebut bahwa tingkat ketimpangan paling kentara terjadi di perkotaan dibanding pedesaan. Hal itu tercermin dari rasio gini kota sebesar 0,39 persen atau lebih tinggi dibanding di desa yang hanya 0,317 persen.

Sementara itu, BPS juga mencatat bahwa rasio gini tertinggi berada di provinsi-provinsi dengan konsentrasi penduduk tinggi, seperti DI Yogyakarta sebesar 0,423 persen, Gorontalo sebesar 0,407 persen, dan Jawa Barat sebesar 0,402 persen.

Meski ketimpangan masyarakat kian menurun, namun menurunkan rasio gini bukanlah sesuatu yang mudah.

"Pemerintah tentu punya pekerjaan rumah tinggi, yakni disparitas kemiskinan dan rasio gini yang tinggi antar provinsi serta antar kota dan desa," pungkasnya.

(glh/bir)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2LPzp8x
via IFTTT

No comments:

Post a Comment