"Kami berkomitmen untuk investasi dalam rangka menjaga produksi, jadi memang harus agresif untuk bor sumur," kata John. Perusahaan pelat merah mengaku sudah melakukan intervensi pendanaan investasi untuk pengeboran 15 sumur Blok Mahakam sejak 2017 lalu. Namun, saat itu Pertamina belum bisa memproduksi gas dari Blok Mahakam karena secara resmi pengelolaan baru bisa dilakukan pada 2018. "Pada 2018 kami bor 62 sumur, investasi dilakukan secepat mungkin," katanya. Dari segi produksi, Pertamina mencatat jumlahnya lima persen di atas prediksi sebelumnya. Namun, John mengakui produksi Blok Mahakam saat ini masih di bawah target yang dipasang pemerintah mencapai 1.100 standar kubik per hari (mmscfd)."Angka 1.100 mmscfd itu kan dibuat pada 2014, persiapan alih kelola 2015 itu adalah penentuan Blok Mahakam dikelola Pertamina atau operator lain, kondisi Mahakam dinamis, prediksi itu meleset," ucapnya. Maka itu, ia menilai seharusnya pemerintah mengukur kembali target yang sebelumnya ditetapkan. Masalahnya, jumlah cadangan gas tak lagi sebanyak dulu saat Blok Mahakam masih dikelola oleh Chevron."2014 terlalu agresif, terlalu optimis," pungkas John.
(aud/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/32yA5F6
via IFTTT
No comments:
Post a Comment