Pages

Monday, September 30, 2019

Aktivitas Pabrik China Menurun 5 Bulan Berturut-turut

Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivitas pabrik di China menyusut pada September kemarin. Data Biro Pusat Statistik Nasional (NBS) menunjukkan indeks pembelian manajer (PMI) yang mencerminkan keyakinan para manajer bisnis di sektor manufaktur berada di level 49,8.

Indeks tersebut memang lebih tinggi dibandingkan dengan Agustus yang 49,5. Tapi indeks yang berada di bawah 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur China sedang mengalami perlambatan. Pasalnya, penurunan indeks tersebut terjadi selama lima bulan berturut-turut.

Data lain menunjukkan total pesanan baru, termasuk yang dari dalam dan luar negeri kembali  tumbuh pada September. Data tersebut memang mengindikasikan permintaan domestik di China membaik.

Produksi memang naik pada laju yang lebih cepat pada bulan September, didukung oleh pertumbuhan pesanan baru. Tapi data lain menunjukkan pesanan ekspor baru justru turun untuk bulan ke-16.

Pabrik terus memotong pekerjaan pada bulan September karena ketidakpastian bisnis mengaburkan prospek. Sektor manufaktur China telah berkinerja buruk dalam beberapa bulan terakhir.

Kinerja buruk dipicu penurunan permintaan domestik. Kinerja buruk juga dipicu perang dagang antara Amerika Serikat dengan China belakangan ini.

Perang membuat pertumbuhan produksi industri jatuh ke level terlemahnya dalam 17 tahun terakhir. Sementara harga produsen, barometer utama permintaan, turun pada tingkat tertajam dalam tiga tahun.

Analis memperkirakan pertumbuhan China dapat melambat lebih lanjut ke 6,2% pada April-Juni yang merupakan level terendahnya dalam 30 tahun

.

[Gambas:Video CNN]

Penurunan tersebut memperkuat spekulasi pasar perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China telah memberikan luka pada ekonomi Negeri Tirai Bambu.

Pelemahan tersebut meningkatkan harapan  pasar bahwa pemerintah China perlu segera mengambil kebijakan supaya perlambatan ekonomi yang lebih buruk di China dalam beberapa dekade bisa diatasi. 

Namun harapan tersebut tampaknya belum akan dipenuhi pemerintah China. Sampai saat ini Beijing  belum mengubah kebijakan moneternya.

Bank Rakyat China (PBOC) juga tidak terburu-buru untuk mengikuti negara-negara lain dalam melonggarkan kebijakan moneter secara signifikan.

(reuters/agt)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2mYfxG8
via IFTTT

No comments:

Post a Comment