Rupiah tidak melemah sendirian. Bersamanya, sejumlah mata uang di kawasan Asia turut melemah.
Untuk baht Thailand melemah 0,03 persen, rupee India melemah 0,75 persen, peso Filipina melemah 0,53 persen dan won Korea melemah 0,53 persen.
Pelemahan juga dialami oleh dolar Hong Kong yang turun 0,02 persen. Tak hanya di kawasan Asia, pelemahan juga dialami mata uang negara maju.
Untuk euro melemah 0,07 persen dan poundsterling melemah 0,53 persen. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah dan mata uang sejumlah negara memang mengalami tekanan besar pada perdagangan awal pekan ini.Tekanan tersebut datang dari peningkatan ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah yang terjadi usai penyerangan fasilitas pengolahan minyak Arab Saudi. Ketegangan tersebut telah mendorong pasar melarikan investasi mereka ke aset aman seperti dolar sehingga membuat rupiah tertekan.
Beruntung, tekanan tersebut bisa diimbangi oleh ekspektasi pasar bahwa The Fed dalam pertemuan yang dilakukan pekan ini akan menurunkan suku bunga acuan mereka.
"Penurunan ketegangan perang dagang usai Beijing mengecualikan beberapa produk pertanian yang akan dikenakan tarif tambahan juga memberikan sentimen positif bagi rupiah," katanya Senin (16/9).Selain itu, pelemahan juga tertahan oleh rilis data neraca perdagangan Badan Pusat Statistik (BPS). Sebagai informasi, BPS mencatat neraca dagang dalam negeri mengalami surplus US$85,1 juta pada Agustus kemarin, membaik dibanding Juli yang mengalami defisit US$63,5 juta.
[Gambas:Video CNN] (agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/30hNEGx
via IFTTT
No comments:
Post a Comment