Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan secara teknikal, indeks menunjukkan potensi pelemahan.
"Investor akan mencermati data perekonomian dalam negeri," kata Dennies dikutip dari risetnya, Senin (16/9).
Pada Juli lalu, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$63,5 juta. Realisasi itu memburuk dari Juni 2019 yang masih surplus sebesar US$200 juta.
Nilai ekspor Indonesia meningkat 31,02 persen menjadi US$15,45 miliar. Namun, kenaikannya masih kalah dengan impor yang mencapai 34,96 persen menjadi US$15,51 miliar.Ia memprediksi IHSG akan melaju di rentang support 6.286-6.311 dan resistance 6.368-6.400. Di tengah potensi pelemahan ini, ia merekomendasikan beli untuk saham PT XL Axiata Tbk (ECXL) dengan target harga Rp3.600-Rp3.650 per saham dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan target harga Rp13.200-Rp13.300 per saham.
Tak sepakat dengan Dennies, Analis Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya meyakini IHSG bakal menguat di rentang 6.296-6.448.
"Rilis data neraca perdagangan akan memberi warna pada pola pergerakan IHSG hari ini," katanya.
Ia mengatakan IHSG masih menunjukkan pola penguatan dalam jangka panjang. Jika terjadi koreksi, sambung dia, maka investor bisa memanfaatkan momentum itu untuk akumulasi beli saham-saham yang terdiskon.
Sementara itu, IHSG terpantau melemah pada penutupan perdagangan Jumat (13/9). Indeks ditutup di level 6.334 turun 7,33 poin atau 0,12 persen. Namun, sepanjang pekan indeks berhasil menguat sebesar 0,41 persen.
Saham-saham utama Wall Street bergerak variatif. S&P 500 mengakhiri pekan di zona merah akibat tekanan saham Apple(AAPL.O). Saham produsen elektronik itu melemah usai Goldman Sachs memangkas target harga sahamnya.
Dow Jones naik 37,07 poin atau 0,14 persen menjadi 27.219. Lalu S&P 500 turun 2,18 poin atau 0,07 persen menjadi 3.007 dan Nasdaq Composite turun 17,75 poin atau 0,22 persen menjadi 8.176.
(ulf/lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2NhpCcT
via IFTTT
No comments:
Post a Comment