Mengutip Antara, harga minyak mentah berjangka Brent naik tipis US$0,02 menjadi US$57,71 per barel. Sebaliknya, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun US$0,19 ke level US$52,45 per barel.
Pelemahan data ekonomi AS terlihat dari sektor jasa AS yang jatuh pada September 2019 ke level terendah sejak Agustus 2016. Hal itu diumumkan oleh Institute for Supply Management (ISM) kemarin.
Indeks non manufaktur atau jasa tercatat hanya 52,6 persen pada bulan lalu. Realisasi itu bukan hanya jauh dari prediksi ekonom yang mencapai 55,3, tapi juga turun ketimbang posisi Agustus 2019 yang bertengger di level 56,4. Penurunan sektor jasa tersebut sejalan dengan pelemahan kinerja sektor manufaktur AS yang sudah lebih dulu diumumkan beberapa hari lalu. Sektor manufaktur AS hanya 47,8 atau terendah sejak Juni 2009.
Faktor penggerak harga minyak lainnya adalah penurunan prospek ekonomi global saat ini. Selain itu, menurunnya jumlah produksi minyak Organisasi Negara-negara Pegekspor Minyak (OPEC) ikut mempengaruhi harga komoditas tersebut.
Sebagai informasi, harga minyak mentah dunia pada perdagangan Rabu (2/10) anjlok 2 persen karena peningkatan stok minyak mentah AS. Harga minyak mentah berjangka Brent turun 2 persen dan WTI 1,8 persen.
Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mencatat persediaan minyak mentah AS meningkat 3,1 juta barel pekan lalu. Angka itu jauh lebih tinggi dari ekspektasi analis yang hanya 1,6 juta barel.
(aud/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Masyox
via IFTTT
No comments:
Post a Comment