"Ya pasti (terpengaruh penjualannya). Tapi sejauh ini masih bertahan," ucap Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana, Senin (30/9).
Hanya saja, Wijaya tak menjelaskan rinci dampak dari gempuran pupuk China terhadap kinerja keuangan Pupuk Indonesia. Hal yang pasti, nilai penjualan perusahaan sejauh ini tak turun signifikan.
"Begini, kebutuhan dalam negeri masih tinggi. Jadi belum semua bisa terpenuhi, karena itu ada pupuk China karena pasokannya memang belum memadai. Jadi pengaruh tidak terlalu signifikan," paparnya.
Kendati belum terdampak signifikan, Wijaya menyebut bahwa ketika pupuk China ini terus dibiarkan bebas memasarkan produknya di Indonesia, maka bukan tidak mungkin pengaruhnya semkin besar bagi Pupuk Indonesia."Kalau dibiarkan terus menerus ya kan nanti tambah banyak kan," ucap Fajar.
Sebagai informasi, Pupuk Indonesia membukukan pendapatan sebesar Rp69,44 triliun sepanjang tahun lalu. Angkanya naik 17,81 persen dari 2017 yang sebesar Rp58,94 triliun.
Laba tahun berjalan yang bisa diatribusikan ke entitas induk pada 2018 pun ikut naik sebesar 38,41 persen. Alhasil, perusahaan mencatatkan laba sebesar Rp4,18 triliun dari sebelumnya yang hanya Rp3,02 triliun.
[Gambas:Video CNN] (aud/lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2oPoMcd
via IFTTT
No comments:
Post a Comment