Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Won Korea terpantau menguat 0,31 persen, ringgit Malaysia menguat 0,21 persen, dan lira Turki menguat 0,13 persen.
Selanjutnya, dolar Singapura menguat 0,05 persen, baht Thailand menguat 0,06 persen. Sementara itu, hanya yen Jepang dan dolar Hong Kong yang melemah sebesar masing-masing 0,03 persen.
Di negara maju, mayoritas nilai tukar juga menguat terhadap dolar AS. Dolar Kanada dan dolar Australia menguat sebesar masing-masing 0,01 dan 0,05 persen. Sementara, pelemahan terjadi pada poundsterling Inggris yang melemah sebesar 0,04 persen, dan euro yang melemah 0,03 persen.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai penguatan rupiah disebabkan oleh sentimen positif dari potensi terjadinya kesepakatan dagang antara AS dan China."Ada potensi penguatan nilai tukar rupiah (karena) penandatanganan perjanjian dagang fase 1 AS dan China pada November ini," kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (4/11).
Selain itu, Ariston mengatakan terjadi peredaan kekhawatiran pelaku pasar karena isu brexit yang tidak menghasilkan kesepakatan dan pemangkasan suku bunga acuan AS.
"Hal tersebut juga turut membantu penguatan nilai rupiah terhadap dollar AS," tuturnya.Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp13.970 hingga Rp14.050 pada hari ini.
[Gambas:Video CNN]
(ara/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2CkTMod
via IFTTT
No comments:
Post a Comment