Kepala BPS Suhariyanto menyebut bahwa upah buruh tani secara nominal pada Juni tercatat Rp54.152 per hari, naik tipis 0,17 persen dari bulan sebelumnya Rp54.056 per hari. Kendati demikian, upah riil buruh tani menurun dari Rp38.154 per hari menjadi Rp38.004 per hari.
Ia menjelaskan upah riil yang menurun ini disebabkan oleh kenaikan upah nominal yang tidak sebanding dengan kenaikan harga-harga umum yang berlaku, atau biasa disebut inflasi. Adapun inflasi di perdesaan pada Juni terbilang 0,57 persen.
Dengan demikian, meski buruh mengalami kenaikan pendapatan, mereka hanya bisa membeli barang yang lebih sedikit dibanding bulan sebelumnya atau mengalami pelemahan daya beli.
"Secara nominal memang ada kenaikan, tapi kalau menghitung secara riil ya turun karena ada inflasi," jelas Suhariyanto, Senin (15/7).
Hal yang sama juga terjadi untuk upah buruh bangunan. Pada Juni 2019, upah buruh bangunan tercatat Rp88.708 per hari atau naik 0,04 persen dibanding bulan sebelumnya Rp88.664 per hari.
Namun, kenaikan inflasi di perkotaan yang sebesar 0,55 persen juga lebih tinggi dibanding upah nominalnya. "Makanya upah riil juga turun 0,5 persen," terang dia.
Kendati melemah dibanding bulan sebelumnya, daya beli buruh tani masih lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu. BPS mencatat, upah riil buruh tani meningkat 0,46 persen dari Juni 2018 yakni Rp37.830 per hari.
Namun, hal berbeda ditunjukkan oleh buruh bangunan yang justru mengalami penurunan daya beli dibanding tahun lalu. Upah riil buruh bangunan turun 0,34 persen dibanding Juni 2018 yang sebesar Rp64.425 per hari.
"Tentu hal-hal seperti ini perlu diawasi oleh pemerintah," jelas dia. (glh/agi)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2NXpmB1
via IFTTT
No comments:
Post a Comment