Keyakinan juga didasarkan pada pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2019 yang berlangsung kondusif dan aman. Partner Transaction Advisory Services EY Sahala Situmorang mengatakan kondisi ekonomi dan keberhasilan penyelenggaraan pemilu tersebut telah meningkatkan keyakinan pasar untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kami banyak bicara dengan investor dari luar, mereka sangat berminat investasi ke Indonesia. Kemarin memang mereka sedikit agak wait and see, biasa di semua negara kalau ada pemilu," katanya, Selasa (23/7). Selain faktor tersebut, Sahala mengatakan peningkatan gairah investor terhadap Indonesia juga terjadi akibat respons positif mereka atas hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019."Makanya setelah diumumkan semuanya mereka juga sudah siap-siap untuk investasi lagi ke Indonesia," katanya. Untuk menyambut minat investor asing itu, ia memandang Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu mendorong perusahaan untuk melantai di pasar modal. Peningkatan jumlah perusahaan yang menawarkan saham kepada publik (Initial Public Offering/IPO) bisa mendorong pelaku pasar mendapatkan lebih banyak pilihan saham sehingga mereka berminat investasi di Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan untuk menyambut minat investor tersebut, pihaknya
gencar melakukan sosialisasi tentang IPO kepada perusahaan di daerah.Dalam melakukan sosialisasi tersebut, BEI bekerja sama dengan otoritas pasar modal lainnya, meliputi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPE).
"Kami mengadakan workshop go public di beberapa kota yang strategis. Kami sudah selenggarakan itu di Surabaya, Makassar, Semarang, dan besok kami ke Yogyakarta," tuturnya. Rangkaian kegiatan itu bertujuan untuk mendorong perusahaan menjadi perusahaan publik, sehingga menambah jumlah perusahaan tercatat di pasar modal.Tak hanya sosialisasi IPO ke daerah, BEI bersama dengan EY menyelenggarakan IPO Masterclass. Peserta Masterclass ini adalah perwakilan direksi dan komisaris perusahaan yang bertujuan melakukan IPO dalam jangka waktu menengah. "Tadi ada Softex (PT Softex Indonesia) ada dari Gramedia publishernya juga," katanya.IPO Masterclass ini dilaksanakan selama dua hari, yakni 22-23 Juli 2019 yang merupakan IPO Masterclass ketiga. Berdasarkan hasil riset Global IPO Trends Report: Q2 2019, disebutkan jika sepanjang 2018 BEI menduduki peringkat ke-10 jumlah penawaran umum perdana terbanyak di tingkat global. Jumlah IPO di tahun 2018 sebanyak 57 atau 4,11 persen dari total 1.384 IPO di seluruh pasar modal dunia. (ulf/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2SAcuzl
via IFTTT
No comments:
Post a Comment