Pages

Tuesday, July 23, 2019

Konflik di Selat Hormuz Terus Angkat Harga Minyak

Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia hampir menyentuh US$64 per barel pada perdagangan Selasa (23/7). Ini artinya harga komoditas itu naik dari sebelumnya yang berada di sekitar US$63 per barel. Mengutip Reuters pada Rabu (24/7), pergerakan harga minyak dunia melonjak pada akhir sesi perdagangan setelah Kepala Komando Pusat Amerika Serikat (AS) menyatakan telah menurunkan pesawat tanpa awak (drone) Iran kedua di Selat Hormuz pekan lalu.Tanda-tanda meningkatnya ketegangan di Timur Tengah sejalan dengan sikap Lembaga Dana Moneter Internasionaln (IMF) yang menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi global pada 2019 dan 2020. Keputusan IMF juga yang membuat pola gerak harga minyak dunia sempat bergerak stagnan kemarin pada sesi pertama.Penangkapan kapal tanker minyak Inggris oleh Iran pekan lalu telah memicu gangguan pasokan di Selat Hormuz. Pasalnya, di selat itu mengalir seperlima pasokan minyak dunia.
Pihak AS mengatakan sebuah kapal angkatan laut menghancurkan sebuah pesawat tanpa awak Iran setelah mengancam kapal tersebut, tetapi pihak Iran mengklaim belum mendapatkan informasi telah kehilangan sebuah pesawat tanpa awak kapal."Kami yakin telah menjatuhkan satu pesawat tanpa awak," ungkap Jenderal Kenneth McKenzie.Seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa kapal perang AS kemungkinan besar telah menjatuhkan pesawat tanpa awak kedua pekan lalu. Namun, pihak AS memang masih mengkonfirmasi hal tersebut.Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent pada perdagangan kemarin naik hampir 1 persen menjadi US$63,35 per barel. Kemudian, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) juga meningkat sekitar 1 persen menjadi US$56,43 per barel.
[Gambas:Video CNN]
"Harga minyak berada dalam tren penguatan meskipun ada beberapa kekhawatiran tentang meningkatnya pasokan AS," papar Presiden di Blue Line Futures LLC Bill Baruch.Komoditas minyak dunia akan mendapatkan sentimen positif tambahan jika perkiraan turunnya persediaan minyak mentah di AS benar. Namun, angka pastinya baru akan dirilis pada Rabu pagi waktu setempat.Pada 12 Juli 2019, stok minyak mentah komersial AS tercatat sebanyak 45,9 juta barel. Angka itu naik 45 juta barel dibandingkan periode yang sama tahun lalu.Lebih lanjut dikatakan bahwa pemangkasan pertumbuhan ekonomi oleh IMF memperingatkan perang dagang AS dan China masih berlanjut dan dapat melemahkan investasi hingga rantai pasokan minyak dunia.
"Itu adalah pengingat tentang apa yang sedang dihadapi pasar minyak terkait jumlah kontrak permintaan. itu menjadi sentimen yang menahan harga," kata John Kilduff, seorang mitra di Again Capital LLC. Sementara, pada pekan lalu Goldman Sachs juga menurunkan proyeksi permintaan minyak sepanjang 2019. Ramalan ini mengikuti prediksi yang dipaparkan oleh pihak lainnya.Namun begitu, Badan Energi Internasional kekeh bahwa pasokan minyak dunia berlimpah karena pertumbuhan yang kuat di AS dan produsen non Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) lainnya."Pasokan kami berlebih di AS, situasi permintaan global tidak begitu baik," ucap Direktur Energi Berjangka Robert Yawger.Pemulihan ladang minyak terbesar di Libya dikatakan sempat menekan harga minyak yang telah menguat sebelumnya. Ini lantaran ada kekhawatiran gangguan pasokan di Selat Hormuz pasca Iran menangkap sebuah kapal tanker milik Inggris pekan lalu.Ketegangan di Timur Tengah secara berkala mendorong harga minyak karena AS berencana memotong ekspor minyak Iran.
(aud/agt)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2JN5fB6
via IFTTT

No comments:

Post a Comment