Seperti dilansir Reuters, Kamis (25/7), PHK ditempuh demi memangkas produksi dan mengendalikan biaya operasional. Hal itu dilakukan seiring dengan lesunya penjualan otomotif. Di sisi lain, biaya produksi meningkat.
Tak heran, produsen mobil nomor dua di Jepang tersebut membukukan penurunan laba hingga 98,5 persen pada kuartal pertama tahun ini menjadi 1,6 miliar yen atau setara US$14,80 juta.
Penurunan laba terjadi sejalan dengan perjuangan perusahaan di wilayah operasinya di Amerika Utara, karena persaingan harga kendaraan bermotor dan sengitnya kompetisi penjualan.
Nissan memperluas rencana PHK dari semula 10 ribu karyawan, sebelum rilis kinerja keuangan perusahaan pada awal pekan ini dan 4.800 karyawan pada Mei lalu.Diketahui, perusahaan mempekerjakan sekitar 139 ribu karyawan di seluruh negara operasionalnya.
Dikabarkan, penjualan Nissan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa tergerus. Kondisi belum juga pulih ketika Carlos Ghosn, mantan bos perusahaan ditangkap atas tuduhan kejahatan keuangan.
Perusahaan semakin terpuruk menghadapi ketegangan dengan Renault, mitranya dari Prancis. Padahal, Renault memiliki 43 persen saham perusahaan otomotif pabrikan Jepang tersebut dan tengah menjalani perombakan untuk memperkuat organisasi setelah skandal Ghosn.
[Gambas:Video CNN]
from CNN Indonesia https://ift.tt/32S2YfK
via IFTTT
No comments:
Post a Comment