Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa instansinya telah meminta langkah-langkah penghematan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Secara lebih rinci, penghematan US$2,3 miliar tersebut terdiri dari optimalisasi ongkos produksi sebesar US$1,97 miliar, optimalisasi ongkos produksi semester II yang diharapkan sebesar US$108 juta, dan beban perpajakan KKKS yang dibebaskan (assume and discharge) sebesar US$481 miliar.
"Setelah tahun kemarin kami bisa efisiensi US$770 juta, tahun ini kami taksir ada sekitar US$2 miliar yang bisa diefisienkan," jelas Dwi, Jumat (19/7).
Hanya saja, cost recovery mungkin juga bisa bertambah US$267 juta karena ada penambahan program kerja KKKS. Menurut dia, penambahan ini cukup wajar mengingat ada banyak proyek-proyek migas yang beroperasi (onstream) sepanjang 2019 ini.
Dari catatan yang dimilikinya, ada 11 proyek hulu migas yang beroperasi sepanjang tahun ini dengan tambahan produksi minyak 13.857 barel per hari dan gas sebanyak 491,5 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Lagipula, tambahan cost recovery itu jauh lebih kecil dibanding penghematan yang dilakukan.
"Kami akan terus efektifkan produktivitas dan efisiensi di sisi ongkos produksi," jelas dia.
Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Tunggal merinci beberapa langkah efisiensi yang dilaksanakan KKKS. Pertama, SKK Migas meminta KKKS untuk memanfaatkan fasilitas bersama (sharing facility) agar ongkos produksi migas masing-masing KKKS bisa lebih murah.
Hingga Juli, lanjut dia, sudah ada empat dokumen yang diajukan terkait sharing facility yang bisa menghemat cost recovery US$13 juta. Tak hanya fasilitas bersama, pengadaan barang dan jasa pun perlu dilakukan secara bersama lantaran bisa lebih hemat.
[Gambas:Video CNN]
"Seperti contoh ada kontrak penggunaan jasa bersama antara PT Pertamina (Persero), Petronas, dan Kris Energy yang bisa menghemat Rp120 miliar lebih murah. Lalu ada pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tadinya sendiri-sendiri kini dijadikan satu sehingga lebih murah 20 persen," terang dia.
Kemudian, penghematan juga terjadi dari penggunaan Tenaga Kerja Asing yang lebih sedikit. Saat ini, TKA di sektor hulu migas berjumlah 242 orang atau turun dibanding tahun lalu yakni 312 orang. Penurunan TKA ini bisa mengemat cost recovery sebesar US$39,3 juta.
Terakhir, penghematan juga dilakukan dari pengadaan barang dan jasa yang menggunakan barang persediaan yang masih ada. Menurut dia, hingga Juli tahun ini, sudah ada pengajuan terhadap 115 dokumen transfer material dari satu KKKS ke KKKS lain.
"Dan ini tentu menghemat operasional KKKS karena mereka tidak harus membeli barang yang baru lagi, Total penghematan dari kegiatan ini bisa mencapai US$22 juta," papar dia.
(glh/agt)from CNN Indonesia https://ift.tt/2JHwb5y
via IFTTT
No comments:
Post a Comment