Pages

Friday, July 26, 2019

Survei Ekonom: Suku Bunga AS Turun 25 Bps pada Akhir Juli

Jakarta, CNN Indonesia -- Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve berpeluang besar memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basispoin (bps) pada akhir Juli 2019. Jika terjadi, ini akan menjadi penurunan pertama kali dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Sejalan dengan kebijakan sebagian besar bank sentral di negara utama yang berubah dovish dalam beberapa bulan terakhir, para ekonom yakin dengan pemangkasan federal funds rate (FFR) 25 bps menjadi 2 persen-2,25 persen.

Berdasarkan hasil jajak pendapat Reuters yang berlangsung 16-24 Juli 2019, Sebanyak 95 persen dari 111 ekonom memprediksi suku bunga AS akan menurun 25 bps pada pertemuan 30-31 Juli mendatang. Hanya dua ekonom yang memperkirakan penurunan 50 basis poin dan dua ekonom lain memproyeksi The Fed tak akan menurunkan suku bunga acuan.

Proyeksi penurunan suku bunga menguat bulan ini, setelah beberapa anggota dewan gubernur The Fed secara kuat mengisyaratkan pelonggaran kebijakan akan segera hadir. Sinyal tersebut mendorong indeks bursa AS ke rekor tertinggi.


"Alasan terbesar bagi The Fed untuk memangkas suku bunga adalah karena saat ini sudah sesuai dengan kondisi pasar untuk sementara waktu," kata Ekonom Senior Capital Economics Andrew Hunter seperti dikutip Reuters, Jumat (26/7).

Hunter menambahkan jika The Fed tidak menindaklanjuti dan memotong suku bunga acuan, hal itu akan menyebabkan sedikit guncangan.

Para ekonom juga menilai pemangkasan suku bunga acuan The Fed akan kembali terjadi pada akhir tahun ini. Hal itu berpotensi terjadi di tengah meningkatnya risiko ekonomi dari perang dagang AS dan China.


Saat ini, beberapa prospek indikator ekonomi AS menurun, tingkat pengangguran tercatat di level terendah dalam 50 tahun, sementara Wall Street berada pada rekor tinggi. Momentum seperti itu memang bukan saat yang tepat untuk mengubah siklus tingkat bunga.

Proyeksi suku bunga The Fed telah berubah arah tahun ini. Baru sebulan lalu bank sentral AS masih diperkirakan mempertahankan kebijakan saat ini, dan melakukan pelonggaran moneter tahun depan.

Namun setelah itu, kekhawatiran dampak perang dagang terhadap perlambatan inflasi dan pertumbuhan ekonomi membuat para pembuat kebijakan semakin khawatir.

"Alasan kami untuk kebijakan pelonggaran moneter konsisten dengan alasan The Fed untuk pemotongan asuransi," kata ekonom di Goldman Sachs.
[Gambas:Video CNN] (Reuters/lav)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZgYwF2
via IFTTT

No comments:

Post a Comment