Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, Kementerian Perindustrian Muhdori bilang mayoritas pelaku usaha China di sektor TPT dan alas kaki ini tidak mau bekerja sama dengan perusahaan asal Indonesia. Makanya, ia khawatir perusahaan di dalam negeri rentan tergerus.
"Pengalaman di industri tekstil dan alas kaki banyak investor China yang masuk di Jawa Tengah dan Jawa Barat, tapi mereka enggan kerja sama. Kalau ini terjadi, yang ada di dalam negeri akan terdistorsi," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/9).
Bila praktik ini terus dibiarkan terjadi, Muhdori was-was target pertumbuhan industri manufaktur hingga 7 persen pada 2024 sulit tercapai. Terlebih, industri ini tumbuh melambat pada kuartal II 2019.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), industri manufaktur kuartal II 2019 hanya 3,54 persen. Angkanya lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,88 persen."Industri dipatok 7 persen sampai 2024 itu angka yang harus dicapai dengan berkeringat. Upayanya harus didukung kementerian/lembaga (K/L) lain dan pelaku usaha," terang Muhdori.
Padahal, secara keseluruhan ia menyebut bisnis TPT dan alas kaki merupakan dua sektor yang paling mampu bertahan di tengah lesunya ekonomi global, dibandingkan dengan bisnis lainnya di industri manufaktur. Kendati demikian, ia bilang pemerintah selalu berupaya melihat peluang di pasar.
"Dari Kementerian Perindustrian selalu mengikuti saran dari berbagai pihak agar ada sinkronisasi ke depannya, sehingga tidak ada ego sektoral," jelasnya.Sebagai informasi, pemerintah menargetkan kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 19,3 persen dan kontribusi kepada ekspor nasional sebesar 75,9 persen pada 2024 mendatang.
[Gambas:Video CNN] (aud/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2PQxQee
via IFTTT
No comments:
Post a Comment