"Perang dagang masih terus berjalan, masih menghantui kita. Tekanan eksternal, berupa kemungkinan potensi resesi pada 1-1,5 tahun yang akan datang sudah mulai dikalkulasi, mulai dihitung oleh para pakar," jelasnya saat pembukaan Munas XVI Hipmi di Jakarta, Senin (16/9).
Memang, Jokowi mengakui situasi ekonomi dunia saat ini penuh ketidakpastian. Bahkan, beberapa negara di dunia sudah memasuki proses resesi ekonomi.
Karenanya, Jokowi mengajak Indonesia untuk mempersiapkan diri agar tidak terkena dampak. Sebaliknya, ia mengajak Indonesia untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Apalagi, Indonesia diuntungkan dengan terjadinya revolusi konsumen. Berdasarkan catatan yang dikantonginya, sebanyak 141 juta penduduk naik kelas pada 2020 mendatang."Hati-hati. Ada 141 juta penduduk yang naik kelas. Naik kelas menjadi middle class (kelas menengah) dan a fluent consumer (kelas atas). Hati-hati. Dibandingkan 5 tahun lalu yang jumlahnya hanya 70 jutaan, terjadi peningkatan lebih dari 100 persen. Ini besar sekali. Ini bukti ada revolusi konsumen di Indonesia," imbuh Jokowi.
Revolusi konsumen ini menjadi faktor menguntungkan karena akan menarik investasi dari luar ke dalam negeri. "Revolusi konsumen akan membuat kita semakin menarik. Hati-hati. Jangan sampai ada yang mengambil manfaat justru dari negara lain, dari asing. Hati-hati ini," tegasnya.
Namun begitu, Jokowi optimistis magnet konsumen Indonesia akan semakin kuat. "Saya titip, jangan sampai opportunity (peluang) yang ada digunakan oleh merek-merek asing, digunakan negara luar. Sehingga, mereka berbondong-bondong memanfaatkan kesempatan ini," terang Jokowi.
[Gambas:Video CNN] (fra/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/31rDjt8
via IFTTT
No comments:
Post a Comment