Pagi hari ini, mayoritas mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, dolar Singapura menguat 0,02 persen, peso Filipina menguat 0,06 persen, baht Thailand menguat 0,08 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,35 persen.
Sementara itu, di kawasan Asia, hanya yen Jepang saja yang melemah terhadap dolar AS sebesar 0,1 persen. Mata uang negara maju seperti poundsterling juga melemah 0,04 persen, namun euro menguat 0,01 persen dan dolar Australia menguat 0,05 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah berkibar lantaran pelaku pasar optimistis negosiasi perang dagang antara AS dan China akan menemui titik temu.
Kemudian, sentimen positif juga datang dari hasil pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis (12/9) waktu setempat. Petinggi otoritas moneter Eropa sepakat akan menurunkan suku bunga deposito sebesar 10 basis poin ke negatif 0,5 persen dan akan membeli obligasi demi meningkatkan jumlah uang beredar.
Hanya saja, kini perhatian pelaku pasar tertuju pada pertemuan bank sentral AS The Fed dan bank sentral Jepang pada pekan depan. "Jadi kemungkinan hari ini rupiah masih," katanya, Jumat (13/9).
Tapi ia memperkirakan penguatan hanya akan terbatas di kisaran Rp13.980 hingga Rp14.060 per dolar AS.
from CNN Indonesia https://ift.tt/32OhX9N
via IFTTT
No comments:
Post a Comment