Pagi hari ini, mayoritas mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat 0,03 persen, baht Thailand menguat 0,07 persen, dolar Singapura menguat 0,12 persen, ringgit Malaysia menguat 0,16 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,33 persen.
Di sisi lain, terdapat mata uang Asia yang melemah seperti peso Filipina 0,17 persen dan yen Jepang sebesar 0,17 persen.
Mata uang negara maju juga menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris dan dolar Australia masing-masing menguat 0,05 persen dan 0,14 persen, sementara euro stagnan terhadap dolar AS. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan aroma damai perang dagang menyokong penguatan rupiah. Pelaku pasar menanti pertemuan tingkat tinggi antara AS dan China di Washington DC bulan depan yang diperkirakan akan menjadi akhir perang dagang.
Potensi penghentian perang dagang sudah terlihat dari langkah China yang mengecualikan tarif impor tambahan bagi 16 jenis barang asal AS.
Sinyal lain juga bisa ditangkap dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan akan menunda pengenaan tambahan tarif bagi produk China senilai US$250 miliar dari waktu semula 1 Oktober menjadi 15 Oktober.
"Tapi, dalam perdagangan hari ini, rupiah masih akan tertekan," katanya, Kamis (12/9).
Ia memperkirakan rupiah akan melemah tipis di rentang Rp14.027 hingga Rp14.082 per dolar AS.
[Gambas:Video CNN] (glh/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Q2GiHa
via IFTTT
No comments:
Post a Comment