Sri Mulyani meminta seluruh pegawai mengantisipasi tantangan ekonomi yang berat saat ini. Salah satunya, dengan mengoptimalkan penerimaan perpajakan, dan bea cukai. Hal itu diperlukan mengingat Kementerian Keuangan berperan sebagai pengelola uang negara.
"Perekonomian kita hari ini menghadapi tekanan yang berasal dari luar yang sangat berat. Jadi kewaspadaan harus ditingkatkan, baik dari sisi penerimaan perpajakan, bea cukai. Anda yang bertanggung jawab dari belanja negara, pembiayaan hingga kekayaan negara," katanya, Selasa (17/9).
Atas potensi resesi ekonomi, ia mengaku target penerimaan perpajakan tahun 2019 berat, namun bukan berarti tidak bisa dicapai. Untuk diketahui, target penerimaan perpajakan yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp1.577,56 triliun.
"APBN 2019 yang masih 3 bulan ini adalah tahapan kritis karena kami akan melaksanakan belanja dengan sangat baik. Karena kami ingin terus meningkatkan penerimaan negara dan ingin kelola APBN pada saat tekanan perekonomian sangat-sangat besar baik yang berasal dari luar maupun dalam," katanya.Ia mengatakan kondisi tersebut menekan kinerja ekspor Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor turun sebesar 7,6 persen menjadi US$14,28 miliar pada Agustus 2019. Tak hanya itu, sambung dia, guncangan ekonomi global turut menekan harga komoditas yang merupakan sektor unggulan penggerak ekonomi Indonesia.
"Ini memberikan pengaruh kepada seluruh perekonomian kita," katanya.
Selasa (17/9) hari ini, Sri Mulyani melantik 129 pejabat Eselon III. Rinciannya sebanyak 65 pejabat menerima promosi dari eselon IV ke eselon III, 58 pejabat mutasi, sementara enam pejabat lain menerima pengukuhan karena reorganisasi dan pengangkatan kembali dalam jabatan.
[Gambas:Video CNN] (ulf/lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2QuvMcb
via IFTTT
No comments:
Post a Comment