Sebagai catatan populasi Dubai mencapai 3,3 juta orang. Sekitar 90 persen di antaranya ekspatriat.
Dubai menghimpun 70 persen pendapatannya dari berbagai transaksi yang terjadi di negara tersebut.
Sementara itu, 24 persen pendapatan lainnya dihimpun dari pajak dan keuntungan perusahaan pemerintah.Namun, beberapa tahun belakangan ini penerimaan tersebut tertekan. Di sektor properti misalnya, transaksi real estate turun 21,5 persen menjadi US$60,7 miliar pada 2018 kemarin.Pun begitu dengan jumlah turis. Selama dua tahun belakangan ini, jumlahnya macet di angka 16 juta.
Akibat penurunan tersebut, ekonomi Dubai terus turun. Jika pada periode 2012 dan 2016, rata-rata pertumbuhan ekonomi mereka masih bisa mencapai 4,5 persen, belakangan ini pertumbuhannya di bawah itu.
Tahun lalu, ekonomi Dubai hanya mampu tumbuh 1,94 persen. "Pertumbuhan ekonomi Dubai telah loyo mengikuti pasar real estat dan belanja konsumen yang lemah," Kepala Penelitian di Pusat Keuangan Kuwait (Markaz) M.R Raghu seperti dikutip dari AFP, Jumat (4/10). Sementara itu Kepala Penasihat Ekonomi untuk Ekonomi Dubai Raed Safadi yang lembaganya bertanggung jawab untuk mempromosikan pembangunan pembangunan yakin ekonomi Dubai akan membaik dan tak separah yang dikhawatirkan. "Kami masih tumbuh. Memang tidak di 4,5 persen yang menjadi rata-rata pertumbuhan pada 2012 dan 2016 lalu. Tapi mengingat kondisi global, itu sehat," katanya.
Untuk tahun ini, ia berharap ekonomi bisa tumbuh 2,1 persen dan kembali naik lagi menjadi 3,8 persen pada 2020 nanti. Ia berharap pameran perdagangan global di Dubai pada 2020 mendatang bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi 300 ribu orang dan rezeki nomplok bagi ekonomi.
(hns/agt)from CNN Indonesia https://ift.tt/3337Fm5
via IFTTT
No comments:
Post a Comment