Ia mengatakan kondisi tersebut disebabkan oleh The Fed yang ngotot mempertahankan suku bunga acuannya terlalu tinggi. Kengototan The Fed kata Trump telah menguatkan dolar AS dan justru merugikan pabrik di AS.
"Seperti yang saya perkirakan, Jay Powell dan Federal Reserve telah membiarkan dolar menjadi sangat kuat, terutama relatif terhadap semua mata uang lainnya, sehingga produsen kami terpengaruh secara negatif. Suku Bunga Fed terlalu tinggi. Mereka adalah musuh terburuk mereka sendiri, mereka tidak memiliki petunjuk. Menyedihkan!" kata Trump seperti dikutip dari Antara, Rabu (2/10).Laporan dari Institute for Supply Management (ISM) pada Selasa (1/10) menunjukkan aktivitas manufaktur AS jatuh ke level terlemah dalam satu dekade pada bulan lalu. Pelemahan data manufaktur tersebut terjadi di tengah kecamuk perang dagangan antara AS dan China.ISM menyatakan data tersebut mencerminkan penurunan kepercayaan bisnis yang berkelanjutan. Data juga mencatat bahwa perdagangan global tetap menjadi masalah yang paling signifikan pada masalah tersebut. Trump tanpa henti mengkritik The Fed dan Jerome Powell, yang ia tunjuk untuk memimpin bank sentral. Kritikan ia arahkan pada kebijakan suku bunga acuan tinggi yang diterapkan The Fed.Menurutnya, kebijakan tersebut relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Sebagai informasi sejumlah
bank sentral di Eropa dan Jepang telah mendorong suku bunga mereka sendiri di bawah nol persen.[Gambas:Video CNN]
Penurunan suku bunga acuan dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan ekonomi mereka yang kesulitan.
Suku bunga pinjaman utama The Fed sekarang ditetapkan dalam kisaran 1,75 persen hingga 2,00 persen, setengah poin persentase di bawah puncaknya baru-baru ini.
Tetapi jurang pemisah antara suku bunga AS dengan di Eropa dan Jepang masih sangat luas.Kondisi tersebut yang menjadi penyebab dolar AS tetap kuat sampai dengan saat ini. Sebelumnya pada Selasa (1/10/2019), indeks dolar AS berada pada level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, meskipun data sektor manufaktur memburuk.
from CNN Indonesia https://ift.tt/2mPbcoA
via IFTTT
No comments:
Post a Comment