Pagi hari ini, sebagian besar mata uang Asia melemah terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia melemah 0,04 persen, peso Filipina melemah 0,05 persen, baht Thailand melemah 0,07 persen, dan dolar Singapura melemah 0,08 persen.
Kemudian, yen Jepang juga tercatat melemah 0,24 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,29 persen. Di sisi lain, hanya dolar Hong Kong saja yang menguat sebesar 0,05 persen.
Sementara itu, mata uang negara maju seperti poundsterling Inggris, dolar Australia, dan euro melemah terhadap dolar AS dengan nilai pelemahan masing-masing sebesar 0,01 persen, 0,04 persen, dan 0,1 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan ada kemungkinan rupiah sulit menguat di awal pekan ini lantaran bank sentral AS The Fed diperkirakan hanya akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Padahal, pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya sebanyak 50 basis poin di akhir Juli ini.
"Dengan kondisi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.920 hingga Rp14.000 per dolar AS pada hari ini," jelas Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (22/7).
Selain faktor tersebut, rupiah juga mendapatkan tekanan dari peningkatan ketegangan geopolitik yang terjadi di Timur Tengah. Ketegangan membuat investor mengalihkan investasinya dari aset berisiko seperti rupiah ke yang lebih aman. (glh/agt)from CNN Indonesia https://ift.tt/2JHr8lA
via IFTTT
No comments:
Post a Comment