Ia menjelaskan saat ini, posisi produksi daging ayam tengah meningkat. Dengan kondisi tersebut, maka harga berpotensi turun.
Penurunan akan semakin dalam bila perusahaan besar langsung menggelontorkan pasokannya ke pasar tradisional. Pasalnya, pedagang pasar tradisional akan menerima limpahan pasokan.
Bila itu terjadi, maka pedagang akan membeli ayam peternak kecil dengan harga rendah. Pembelian dengan harga rendah tersebut tentunya akan menekan kehidupan peternak kecil.
"Makanya kami menghimbau perusahaan-perusahaan besar agar jangan langsung menjual ke pasar becek agar peternak kecil bisa bangkit, harganya bisa menguntungkan," ujar Amran di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (18/9).Lebih lanjut, ia mengatakan permintaan pemerintah ini harusnya diikuti perusahaan besar. Pasalnya, pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 13 Tahun 2017 tentang Kemitraan Usaha Peternakan sudah mengatur mengenai strategi penjualan tersebut.
Amran mengatakan agar penundaan hasil penjualan tersebut tidak merugikan, ia meminta pedagang besar untuk menampung kelebihan pasokan daging ayam sementara dalam mesin pendingin (cold storage). "Insya Allah bisa, kami kan ada permentan bahwa jangan masuk ke pasar becek, kemudian dikontrol doc (bibit) ayam, jangan sampai kelebihan pasokan," katanya.
Secara keseluruhan, Amran mengklaim jumlah pasokan daging ayam akan aman sesuai dengan kebutuhan masyarakat sampai akhir tahun. Sementara harga daging ayam berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) terbilang stabil di kisaran Rp32 ribu per kilogram (kg) dalam beberapa hari terakhir.
Begitu pula dengan daging sapi dan jagung. Khusus daging sapi, ia menyebut stok masih berkisar 18,2 juta ton sampai pertengahan September ini. "Populasi sapi dulu, 2014, hanya 14 juta ton, posisi tadi 18,2 juta ton, itu 1 juta ton lebih populasi naik (per tahun)," ucapnya.
[Gambas:Video CNN] (uli/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/31A903u
via IFTTT
No comments:
Post a Comment