Lagi pula, sambungnya, kerusakan fasilitas tentu akan segera ditindaklanjuti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arab Saudi dengan perbaikan dalam kurun waktu secepatnya. Hal ini membuat potensi penyusutan volume pasokan minyak mentah dunia tidak akan bertambah besar.
"Tergantung berapa lama selesainya, ya namanya dunia ini ada insiden kayak gitu jangan terlalu (khawatir), kecuali kebakaran habis tidak bisa dibetulkan lagi, baru pusing, akan ada dampaknya tapi ya sudah," ujar Darmin, Selasa (17/9).
Di sisi lain, Darmin juga khawatir bila kerusakan fasilitas Saudi Aramco bakal mengerek harga minyak mentah di pasar internasional. Meski, hal ini sejatinya bisa membuat nilai impor minyak Indonesia meningkat.
"Itu masuk akal saja harga naik, tapi sampai dibetulkan juga balik dia," katanya.Kendati begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku tengah mewaspadai dampak serangan tersebut ke pos belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. Sebab, serangan akan membuat harga minyak mentah meningkat.
Hal ini selanjutnya akan turut mendongkrak pos belanja pemerintah untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Tapi kami harus melihat seberapa cepat mereka pulih, berapa banyak yang bisa disuplai oleh cadangan minyak mereka. Gangguan ini akan menimbulkan kenaikan harga," kata bendahara negara.
Sebelumnya, serangan drone merusak fasilitas minyak Saudi Aramco pada Sabtu (14/9). Serangan itu diperkirakan membuat jumlah pasokan minyak berkurang 5,7 juta barel atau setara 50 persen dari total produksi minyak di negara itu. Selain itu, serangan diprediksi membuat harga minyak mentah dunia akan meningkat sekitar US$10 per barel.
[Gambas:Video CNN] (uli/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Qc0juW
via IFTTT
No comments:
Post a Comment