"Data neraca perdagangan yang baru dirilis menunjukkan hasil yang kurang baik, "ujar Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan dalam risetnya, Selasa (17/9).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$80 juta pada Agustus 2019. Posisi ini membaik dari Juli 2019 yang mengalami defisit US$63,5 juta dan Agustus 2018 yang defisit US$1,02 miliar.
Namun, surplus tersebut dipicu turunnya kinerja ekspor sebesar 7,6 persen dari bulan sebelumnya. Sedangkan impor melorot lebih dalam 8,53 persen dari Juli 2019.
Dennies memprediksi IHSG akan bergerak di rentang support 6.154-6.187 dan resistance 6.259-6.298. Secara teknikal, sambung dia, IHSG menunjukkan potensi pelemahan.Senada, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan turunnya aktifitas ekspor lebih tajam dari ekspektasi pasar membebani pergerakan IHSG. Di samping itu, laju IHSG juga bakal terganjal depresiasi rupiah. Pada Senin (16/9) nilai tukar rupiah melemah 0,54 persen ke posisi Rp14.042 per dolar AS.
"Secara teknikal kami masih proyeksikan IHSG masih akan mengalami pelemahan," tuturnya.
Ia memprediksi IHSG akan bergerak di rentang 6.170-6.263.
Sementara itu, IHSG terpantau turun cukup tajam pada penutupan perdagangan Senin (16/9). Indeks ditutup di level 6.219 turun 115,408 poin atau 1,82 persen.Mengutip Reuters, saham-saham utama Wall Street kompak melemah pada perdagangan Senin (16/9). Serangan di fasilitas minyak Arab Saudi akhir pekan lalu menambah kekhawatiran investor tentang risiko geopolitik dan perlambatan ekonomi global.
Dow Jones turun 143,24 poin atau 0,53 persen menjadi 27.076. Lalu, S&P 500 melemah 9,38 poin atau 0,31 persen menjadi 2.998 dan Nasdaq Composite turun 23,17 poin atau 0,28 persen menjadi 8.153.
[Gambas:Video CNN] (ulf/lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2O4aqPV
via IFTTT
No comments:
Post a Comment