Dikutip dari Reuters, OECD mengatakan pertumbuhan tersebut merupakan level terendah dalam sepuluh tahun terakhir. Penurunan pertumbuhan dipicu oleh kecamuk perang dagang antara AS dan China yang sudah berlangsung sejak 2018 lalu.
Perang dagang tersebut telah menyebabkan pertumbuhan investasi jatuh dari angka 4 persen pada dua tahun lalu menjadi hanya tinggal 1 persen pada tahun ini. Kepala Ekonomi OECD Laurence Boone mengatakan perang dagang memang telah memberikan masalah.
"Kita memang berada di era baru di mana hubungan dagang yang kurang pasti. Pertumbuhan dagang yang menjadi motor pemulihan ekonomi global setelah krisis keuangan sekarang turun ke wilayah negatif," katanya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/9).
Penurunan pertumbuhan dagang tersebut katanya telah menurunkan tingkat kepercayaan bisnis. Ia mengatakan ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa kecamuk perang dagang belakangan ini telah memberikan dampak besar pada ekonomi.Dampak terutama terjadi pada ekonomi AS. Perang dagang telah membuat produk manufaktur di negara tersebut terpukul hebat. Tak hanya itu, perang dagang juga telah menghancurkan sektor pertanian di AS.
Dampak perang dagang terhadap ekonomi AS katanya akan terasa tahun ini. Ia memperkirakan bahwa ekonomi AS tahun ini hanya akan mampu tumbuh 2,4 persen atau turun dari proyeksi awal mereka yang masih bisa mencapai 2,8 persen.
Selain AS, dampak juga terjadi pada China. Mereka meramalkan ekonomi ekonomi China tahun ini hanya akan tumbuh 6,1 persen atau lebih rendah dari proyeksi awal yang masih bisa mencapai 6,2 persen.
[Gambas:Video CNN] (reuters/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2M1ggil
via IFTTT
No comments:
Post a Comment