Pages

Thursday, October 24, 2019

Harga Gas dan Karhutla Bikin Lifting Migas Turun Kuartal III

Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat total produksi migas siap jual (lifting migas) pada kuartal III 2019 hanya 1,8 juta barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/BOEPD).

Realisasi itu turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,91 juta BOEPD.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan penurunan harga gas dunia menjadi salah satu penyebab penurunan lifting migas dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Dengan demikian, sebagian komoditas itu tak dijual ke pasar.


"Harga gas dunia sangat rendah, sehingga kami lebih baik menyimpan gas daripada dijual. Lifting pada 2019 terus terang agak terpukul sebagian besar karena itu," ucap Dwi, Kamis (24/10).
Selain itu, kebakaran hutan di Pulau Sumatra juga ikut mempengaruhi produksi migas di kawasan tersebut. Sejumlah blok migas pun terpaksa disetop.

"Terutama di Rokan harus stop, ini supaya aspek keselamatan tidak bermasalah," ujarnya.

Ditambah, kebocoran blok migas Offshore North West Java (ON‎WJ) yang terletak sekitar 2 kilometer (Km) dari Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat pada Juli 2019 kemarin juga membuat lifting turun. "Sehingga tadinya tambahan produksi yang semua diharapkan dari situ menjadi tidak ada karena kejadian itu," ucap Dwi.

Ia melanjutkan total lifting migas baru 89 persen dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebanyak 2 juta BOEPD. Detail realisasinya, yaitu Detailnya, lifting minyak sebanyak 745 ribu barel per hari (bph) dan gas 1,05 juta BOEP.

Menurut Dwi, sebanyak 84 persen dari total lifting migas adalah kontribusi dari 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) utama dan 16 persen berasal dari 80 KKKS lain. Jika lifting tak tercapai, maka akan berpengaruh pada penerimaan negara.

"Lifting yang belum mencapai target berdampak pada realisasi penerimaan negara yang hingga September 2019 sebesar US$10,99 miliar," pungkas Dwi.
[Gambas:Video CNN] (aud/lav)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2NgfQoK
via IFTTT

No comments:

Post a Comment