Wakil SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan pihaknya belum mengetahui secara pasti apakah PT Chevron Pacific Indonesia (Chevron) akan keluar atau ikut dalam proyek tahap II tersebut. Hanya saja, komposisi dari konsorsium berpeluang berubah.
"IDD masih mencari mitra lagi, saya tidak tahu apakah Chevron keluar atau tidak, tapi konsorsium berubah. Saya tidak bilang (Chevron) keluar, tapi lagi mencari agar bisa dikembangkan," ucap Fatar, Senin (7/10).
Saat ini, konsorsium IDD belum menyerahkan rencana pengembangan (plan of development/POD) proyek IDD tahap kedua. Hal ini masih menunggu kepastian mitra yang akan mengembangkan proyek tersebut. "Mungkin kalau dia (Chevron) deal Januari, baru dia laporkan ke kami. Kira-kira Januari 2020. Nah, mitra atau apa pokoknya ini nanti jadi proposal terakhir kami," paparnya.
Diketahui, Chevron menjadi operator dan pemegang saham mayoritas sebesar 63 persen dalam proyek IDD. Sementara, saham sisanya digenggam oleh Eni, Tip Top, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), dan mitra di Muara Bakau.
Beberapa lapangan yang akan dikembangkan dalam IDD tahap kedua, antara lain Blok Ganal dengan Lapangan Gendalo-Gehem dan Blok Rapak dengan Lapangan Gehem dan Bangka.
Sebagai informasi, tahap pertama proyek IDD, yakni Proyek Bangka, telah berproduksi sejak Agustus 2016 lalu dengan kapasitas terpasang 110 juta kaki kubik gas dan 4.000 barel kondensat per hari.
[Gambas:Video CNN] (aud/sfr)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2AQsg0V
via IFTTT
No comments:
Post a Comment