Kesepakatan tersebut dijalankan oleh anak perusahaan masing-masing, yakni PT Pertamina Power Indonesia (PPI) selaku anak usaha Pertamina dan PT Indonesia Power (IP), anak usaha PLN.
Direktur Utama PPI Ginanjar mengungkapkan kerja sama kedua anak perusahaan pelat merah ini sebagai upaya mengoptimalkan peran sumber daya manusia (SDM) lokal, sekaligus meningkatkan keahlian mereka di bidangnya.
"Bisnis kelistrikan merupakan teknologi yang tentunya sangat bisa ditangani sendiri oleh anak bangsa," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (4/10).
Kerja sama tersebut juga bakal memberikan nilai tambah ekonomi yang berasal dari modal dalam negeri.
Direktur Utama IP Ahsin Sidqi, menambahkan, selain menjadi ajang untuk memperkenalkan keahlian perusahaan, kerja sama juga membuka kesempatan untuk mengembangkan keahlian perusahaan di proyek pembangkit dengan skala lebih besar dan teknologi terkini.Selain sepakat membentuk joint venture di bisnis kelistrikan, kedua perusahaan juga sepakat kerja sama dalam bidang operation & maintenance (O&M) maupun sebagai pengembang independent power producer (IPP) berbasis gas atau LNG dan energi baru terbarukan.
Sebagai informasi, PPI saat ini sedang melaksanakan pengembangan pembangkit listrik, di antaranya pembangkit listrik bertenaga gas dan uap (PLTGU) Jawa-1 1760 MegaWatt (MW) yang sedang dalam tahap konstruksi dan akan mulai beroperasi pada tahun 2021.
Kemudian, proyek PLTGU Bangladesh 1200 MW yang sedang dalam tahap pengembangan, pembangkit listrik bertenaga surya (PLTS) Badak 4 MW, pembangkit listrik bertenaga biogass (PLTBG) Sei Mangkei 2,4 MW, serta proyek-proyek pembangkit listrik energi terbarukan, termasuk kendaraan listrik.
[Gambas:Video CNN] (sfr)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2AIkTZo
via IFTTT
No comments:
Post a Comment