Pagi hari ini, mayoritas mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, won Korea Selatan melemah 0,02 persen, yen Jepang melemah 0,03 persen, dan ringgit Malaysia 0,04 persen.
Di sisi lain, terdapat pula mata uang yang menguat seperti dolar Singapura sebesar 0,03 persen, baht Thailand sebesar 0,09 persen, dan peso Filipina sebesar 0,06 persen.
Mata uang negara maju seperti poundsterling Inggris menguat 0,01 persen terhadap dolar AS, namun euro dan dolar Australia masing-masing melemah sebesar 0,04 persen dan 0,14 persen terhadap dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa perang dagang AS dan China masih menjadi sentimen utama bagi rupiah pekan ini.Pada pekan lalu, diplomat top dari China mengatakan bahwa negara tirai bambu itu bersedia membeli lebih banyak barang buatan AS. Bahkan, China mengatakan bahwa kedua negara sangat antusias dan menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan sengketa dagang kedua negara.
Hanya saja, pada Jumat (27/9) lalu, pemerintah AS mempertimbangkan untuk mengeluarkan perusahaan China yang melantai di bursa saham AS. Namun, sehari setelahnya, pejabat Kementerian Keuangan AS mengatakan ide tersebut belum dipikirkan untuk saat ini.
"Namun dalam transaksi Senin, rupiah masih akan melemah akibat data eksternal yang masih mendominasi terutama di AS dan Inggris," katanya, Senin (30/9).
Ia memperkirakan rupiah pada perdagangan Senin ini akan bergerak di kisaran Rp14.165 hingga Rp14.200 per dolar AS.
[Gambas:Video CNN] (glh/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2mLLO3g
via IFTTT
No comments:
Post a Comment